Innalillahi, Kiai Pujo Widodo, Perintis Pesantren Mubarokatul Qur'an Semarang Wafat
Senin, 18 Januari 2021 | 19:30 WIB
Muhammad Zulfa
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kabar duka datang dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Ialah Kiai Pujo Widodo, perintis dan Pengasuh Pesantren Mubarokatul Qur'an Patemon, Gunungpati, Kota Semarang yang wafat pada Senin (18/1) dan dimakamkan pada 08.00 WIB.
Pesantren Mubarokatul Qur’an ini merupakan rintisan awal dan baru tahun ini merupakan tahun kedua pesantren ini sejak berdiri. Sementara untuk lokasi pesantren berdekatan dengan komplek Pesantren Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang. Hal ini dikarenakan istri almarhum juga merupakan salah satu keturunan Bani Zubaedi, pendiri pondok Pesantren Al-Asror.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Asror, KH Almamnuhin Kholid menyatakan bahwa pria kelahiran Tegal ini adalah adik ipar persis. Beliau merupakan alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Tegal, bahkan dahulu pernah membantu tenaga usaha di almamaternya.
"Sedangkan perannya dalam unit pendidikan di Pesantren Al-Asror, beliau tercatat sebagai salah satu ustadz Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan MA," ungkap Gus Nuhin, sapaan akrabnya.
Gus Nuhin menerangkan jika sosok Kiai Pujo Widodo merupakan pribadi yang memiliki jiwa kepedulian yang tinggi.
"Gaya khas Tegal beliau masih. Beliau itu sosok orang yang memiliki kepedulian sesuai dengan apa yang dia punya. Beliau selalu menjunjung tinggi niilai Khairun Nas Anfa’uhum Lin Nas. Nah, anfa' lin nasnya Pak Pujo ini menjadi kelebihannya,” ungkap Gus Nuhin.
Selain memiliki peran dalam pengembangan pesantren, bapak dua anak ini juga aktif berkhidmah dalam kepengurusan Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Kota Semarang, tepatnya sebagai wakil sekretaris.
"Dalam LP Ma’arif NU terdapat Musyawarah Kerja Kepala Madrasah (MKKM) yang merupakan wadah organisasi bagi madrasah dan sekolah yang berada dalam naungan LP Ma’arif NU. Beliau aktif di sana," kata Gus Nuhin.
Sementara itu, Kepala MTsNU Darusalaam Mijen, Zamroni mengatakan jika Kiai Pujo termasuk orang yang memiliki tanggung jawab tinggi, baik itu di keluarga maupun organisasinya.
"Beliau orang baik, tanggung jawabnya besar di organisasi dan keluarga. Selain itu, beliau merupakan tenaga selain ASN (Aparatur Sipil Negara, -red) yang sering membantu pendidikan madrasah Kantor Kementerian Agama Kota Semarang terkait pendataan di Sistem Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Simpatika) Kementerian Agama," ujarnya kepada NU Online Jateng.
Kiai Pujo yang wafat pada usia 48 tahun ini meninggalkan seorang istri bernama Al Mau'natul Khafidhoh dan dua orang putri bernama Ivana Fathiya Ulya Rizki dan Naura Ghina Anindya.
Semoga amal ibadah almarhum diterima dan segala kesalahannya diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Aamiin. Alfatihah.
Penulis: Mukhamad Zulfa
Editor: Ahmad Hanan
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
Terkini
Lihat Semua