Taushiyah

Tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama Juga Mengikuti Thoriqoh

Kamis, 20 Maret 2025 | 18:00 WIB

Purworejo, NU Online Jateng

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo, KH Achmad Chalwani, menyampaikan sejarah penting bahwa para tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) juga mengikuti Thoriqoh. Hal ini disampaikan dalam Pengajian Rutin Ahad Thoriqoh Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah An-Nawawi Berjan pada Ahad (16/3/2025).


Dalam kajian tersebut, Kiai Chalwani menjelaskan sejarah KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU, yang merupakan pengikut Thoriqoh. 


“Guru dari KH Hasyim Asy'ari adalah Simbah Mahfudz Termas. KH Mahfudz Termas tinggal di Termas hanya sampai usia 15 tahun, selebihnya beliau tinggal di Mekkah. Di sana, beliau diangkat sebagai Mursyid Thoriqoh oleh Simbah KH Nawawi Al-Bantani. Ketika KH Mahfudz menuntut ilmu di Mekkah, salah satu muridnya adalah KH Hasyim Asy'ari dari Tebuireng, Jombang. Saat itu, Simbah Hasyim Asy'ari melakukan baiat kepada Simbah Mahfudz,” ungkapnya.


Kiai Chalwani juga mengimbau kepada jamaah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah untuk mengikuti Thoriqoh. Menurutnya, sejarah para pendiri NU menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mendalami syariat tetapi juga memperkuat kedekatan kepada Allah SWT melalui Thoriqoh. 


“Setelah memahami syariat, jika ingin lebih dekat kepada Allah SWT, maka Thoriqoh adalah jembatan menuju makrifat,” tambahnya.


Lebih lanjut, Kiai Chalwani menjelaskan bahwa ketika dalam suatu majelis disebutkan sejarah para ulama yang ‘alim, maka rahmat akan turun dalam majelis tersebut.


Pada akhir kajian, beliau mengingatkan jamaah mengenai malam-malam ganjil di pertengahan Ramadhan yang memiliki keutamaan khusus. 


“Seumpama kita tidak bertemu dengan malam Lailatul Qadar, ada doa yang pahalanya setara dengan malam Lailatul Qadar,” jelasnya. Doa tersebut, yang terdapat dalam kitab Faidul Qodir, adalah sebagai berikut:


لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ


Doa ini disarankan untuk dibaca sebanyak tiga kali setiap malam hingga akhir Ramadhan.


Sebagai penutup, beliau juga mengingatkan jamaah untuk membaca doa Lailatul Qadar:


اللّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا


Kajian ini diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Kiai Chalwani, diikuti khidmat oleh seluruh jamaah yang hadir.