Taushiyah

Gus Mus: Pesantren Tidak Mencetak Kiai, tapi Manusia Berbudi

Rabu, 8 Januari 2025 | 10:00 WIB

Gus Mus: Pesantren Tidak Mencetak Kiai, tapi Manusia Berbudi

KH Ahmad Mustofa Bisri (Foto: Tangkapan Layar YT NU Online)

Cilacap, NU Online Jateng

Musasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri, menegaskan bahwa pesantren tidak sekadar lembaga pendidikan formal, tetapi pusat pembentukan akhlak dan moral luhur. Hal itu disampaikan dalam acara Peringatan satu abad Pondok Pesantren Al Ihya ‘Ulumaddin Kesugihan Cilacap yang berlangsung pada Ahad (29/12/2024).


“Kabeh teng pondok pesantren niku yang diutamakan adalah akhlak. Jadi ono santri ora pati pinter ora jadi Kiai ora masalah, Indonesia ndak rugi sama sekali. Tapi nek ono wong pinter-pinter tapi gak berakhlak niku ciloko,” tuturnya.


Gus Mus juga menjelaskan bahwa pendidikan pesantren lebih menekankan tarbiyah (pembentukan karakter) dibandingkan hanya sekadar taklim (transfer ilmu). 


“Pesantren tidak hanya taklim, tapi intinya justru tarbiyah,” tambahnya.


Pesantren, menurut Gus Mus, berperan mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. “Pesantren tidak mencetak Kiai, tapi mencetak manusia-manusia yang berbudi,” tegas beliau.


Gus Mus juga mengapresiasi nilai-nilai pesantren seperti kesederhanaan, gotong royong, dan saling menghormati yang telah membentuk karakter masyarakat, khususnya di pedesaan. Selain itu, kemandirian yang menjadi ciri khas pesantren diharapkan tetap terjaga. 


“Ciri khas pesantren itu banyak, antara lain kemandirian. Ini harus tetap dijaga,” kata Gus Mus.


Di akhir ceramahnya, Gus Mus menyampaikan doa dan harapan agar Pondok Pesantren Al Ihya ‘Ulumaddin terus berperan aktif dalam mencetak generasi muda yang berkualitas dan berakhlak mulia. 


“Mugi-mugi Pesantren Al Ihya meniko tetap berkah manfaat istiqomah Kiai-Kiane, Ustad-Ustad, Ustadzah-Ustadzah e paringi kegiatan lahir batin saget momong santri,” pungkasnya.

Penulis: Khoirin Nisatun Nazilah