
Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam Pelantikan PWNU Jateng, Sabtu (3/8/2024). (Foto: NU Online)
Lawinda Rahmawati
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menyampaikan, warga NU jangan sampai melupakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi yang bermula dari pedesaan.
“Jangan pernah dilupakan bahwa NU itu organisasi dari pedesaan. Karena NU itu yang mendirikan adalah kiai-kiai dari pesantren di desa-desa. Jadi memang ndeso, tapi jangan lupa kalau di sini pakai tema membangun peradaban,” ucapnya saat memberikan Mauidhoh Hasanah pada Pelantikan PWNU Jawa Tengah di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Sabtu (3/8/2024).
Gus Mus sapaan akrabnya menambahkan, kiai-kiai desa yang mendirikan Nahdlatul Ulama telah membuktikan bahwa terdapat budaya desa yang tidak bisa dilawan oleh budaya kota.
“Segala bentuk ajaran Rasulullah yang dibawa oleh kiai desa itu sudah menjadi budaya yang mengakar di pedesaan. Di desa kalau ada tamu langsung dihormati, tanpa mencari-cari dulu dalilnya, selalu memuliakan tamu. Sampai tetangganya bikin rumah dia ikut mbangun,” tuturnya.
Ia menuturkan, kesederhanaan masyarakat desa berasal dari ajaran Rasulullah yang disebarkan para kiai dan sudah membudaya. Kebudayaan tersebut dikatakannya mengalir dalam kesederhanaan, kebersamaan, tolong-menolong, hingga adab menghormati tamu.
“Oleh karena itu, seperti dalam tema ini ada ‘peradaban’. Untuk membangun peradaban, hal ini harus terrumuskan dalam program-program kerja. Bagaimana kita bisa membangun peradaban itu sendiri,” kata Gus Mus.
Gus Mus menceritakan, NU merupakan organisasi yang besar. Hal tersebut dibuktikan saat Gus Mus berkunjung ke Saudi Arabia, membersamai Alm. KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dan salah seorang petinggi di sana menanyakan berapa jumlah anggota NU.
“Ketika Bin Baz itu bertanya, ‘NU itu berapa anggotanya?’. Saya jawab, ‘khomsin milyun’, kaget dia. Kemudian saya tambahkan, mungkin lebih banyak lagi", ucapnya.
Oleh karenanya, dikatakan menjadi tanggung jawab bersama untuk membangun peradaban serta Khidmah yang bukan hanya ditujukan untuk warna NU saja, melainkan untuk seluruh umat manusia di dunia.
“Hal ini tentu membutuhkan perjuangan terus-menerus, perhatian yang luar biasa, dan khidmah yang serius. NU berkhidmat bukan hanya untuk warga NU saja, tapi untuk orang banyak dan kemanusiaan di seluruh dunia,” ucapnya.
Menurut Gus Mus, kesempatan ini menjadi momen yang tepat untuk memberikan teladan dengan terus membentuk keadaban yang baik dan menciptakan teladan bagaimana masyarakat yang mulia.
“Sekarang saatnya NU membuktikan untuk berbuat yang terbaik bagi kepentingan masyarakat. Karena keadaban dari manusia di dunia saat ini membutuhkan sekali bagaimana wujudnya, teladan bagaimana masyarakat yang mulia itu bagaimana, dan inilah tantangannya. Bagaimana hal tersebut dapat dibangun,” kata Gus Mus.
Mauidhoh Hasanah tersebut disampaikan Gus Mus dengan ditutup oleh doa bersama guna memohon keberkahan atas dilantiknya Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah masa khidmah 2024-2029.
Terpopuler
1
Amalan yang Dilakukan pada Malam Nisfu Sya’ban
2
Doa Mustajab di Malam Nisfu Sya’ban yang Dibaca Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
3
Muslimat NU Rayakan Nisfu Syaban di Kongres Ke-18 dengan Pemberian Ijazah Amalan
4
Ketua Baru PR GP Ansor Karangasem Tegal Terpilih, Siap Wujudkan Pemuda Maju dan Berkhidmat
5
Mba Ela: Mengabdi, Berprestasi, dan Berbakti di Tengah Keterbatasan
6
Lakmud PAC IPNU-IPPNU Gebog: Bangun Kontinuitas Trilogi untuk Gebog Berdedikasi
Terkini
Lihat Semua