Nasional

Gus Mus: Bersyukur Kepada Allah itu Penting

Senin, 5 Februari 2024 | 07:00 WIB

Gus Mus: Bersyukur Kepada Allah itu Penting

KH Mustofa Bsri di acara selapanan di Pesantren Al-Itqon Bugen, Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)

Semarang, NU Online Jateng
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri mengajak umat Islam untuk bersyukur kepada Allah SWT, karena kadang manusia tidak menyadari adanya nikmat dari Allah SWT, padahal bersyukur itu penting.


"Saya punya kawan yang tidak pernah sakit, namun suatu saat dia sakit dirawat di Rumah Sakit (RS). Dia mengatakan, Gus bernafas itu nikmat sekali," ujarnya dalam 'Ngaji Selapanan Malam Senin Pahing' di Joglo Pesantren Al-Itqon Bugen, Kota Semarang, Ahad (4/2/2024) malam.


Menurut KH Mustofa Bisri yang juga Pengasuh Pesantren Raudhatut Tholibin Leteh Rembang, nikmat Allah SWT di antara yang paling besar. Pertama, kita diciptakan Alloh SWT sebagai manusia. 


"Makhluk itu beraneka ragam seperti batu, pasir yang tidak bisa merasakan apa-apa. Tumbuhan bisa merasakan namun tidak bisa mengekspresikan. Yang paling mulia ciptaan-Nya adalah manusia, yang bisa berpikir, bisa merasakan, dan bisa mengekspresikan," ucapnya.


Kedua lanjutnya, mendapat hidayah mengikuti Nabi Muhammad Saw. "Kanjeng Nabi Muhammad Saw paling manusiawi. Karena semua aturan dari Nabi Muhammad Saw adalah semuanya untuk manusia," terangnya.


Disampaikan, kalau ada yang merasa berat menjalankan ajaran Nabi Saw maka patut bertanya kepada diri sendiri apakah kita manusia atau lainnya. "Semua ini merupakan pilihan Tuhan, karena ini hak prerogatif Tuhan," tegasnya.


Kita bersyukur sambungnya, dipilih Tuhan menjadi orang Islam. "Dan ketiga, kita bersyukur ditempatkan Tuhan di Indonesia. Saya berkeliling hampir di seluruh dunia, ketika di luar negeri, saya sering menangis ketika ingat Indonesia. Di sini musim semi terus jika dibandingkan dengan negara lainnya," ungkapnya.


Di Indonesia ini menurutnya, banyak sekali bahasa daerah, namun kita bisa komunikasi dengan semuanya. "Ini yang perlu kita syukuri bersama. Orang akan bersyukur kalau menyadari ada anugerah dari Allah SWT," kata Gus Mus.


Diterangkan, banyak sekali orang yang syukuran haji, sementara orang yang shalat tidak kita temui menjalankan syukuran.


Selanjutnya Gus Mus menjelaskan sebutan kiai khas Indonesia, khususnya Jawa. Kiai  bukan terjemahan ulama. "Cikal bakalnya kiai adalah orang melihat masyarakat dengan mata kasih sayang. Ini diambil dari sifat Kanjeng Nabi Saw yang tidak tega terhadap umatnya. Rahmah atau kasih sayang ini yang menjadi inti dari kiai," jelasnya.


Pengasuh Pesantren Al-Itqon KH Ubaidullah Shodaqoh yang juga Rais PWNU Jateng menjelaskan, pengajian selapanan ini sudah lama ingin ngaturi tabarukan kepada Gus Mus, namun baru kali ini bisa terlaksana. 


"Kita semua merupakan anak bangsa. Pemilu tidak akan mengganggu silaturahim. Pilpres tidak akan mengganggu persaudaraan kita," bebernya.


Ngaji malam Senin pahingan yang dihadiri berbagai kalangan tersebut juga diiringi dengan musik keroncong, shalawat nabi, dan baca puisi oleh Sosiawan leak dan kawan-kawan, serta ditutup dengan doa oleh Rais PBNU KH Haris Shodaqoh.


Pengirim: Insan Al-Huda