• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 24 April 2024

Nasional

SEMARAK RAMADHAN 1443 H

Gus Mus: Dahulukan Membangun Jiwa sebelum Badan

Gus Mus: Dahulukan Membangun Jiwa sebelum Badan
KH Ahmad Mustofa Bisri (Sumber: GusMus Channel)
KH Ahmad Mustofa Bisri (Sumber: GusMus Channel)

Rembang, NU Online Jateng
Aspek rohani dan jasmani keduanya sama-sama penting. Namun, dalam lirik lagu Indonesia Raya terdapat salah satu bait yang menunjukkan filosofi bangsa Indonesia, untuk mendahulukan aspek rohani daripada jasmani.

"Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya. Yang pertama didahulukan jiwanya,” terang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), pada pengajian Kitab Idhatun Nasyiin di Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang, yang juga disiarkan langsung di Channel Youtube GusMus, Sabtu (9/4).

Dipaparkan, sebagaimana yang tertulis dalam Kitab Idhatun Nasyiin, tidaklah mungkin sebuah bangsa akan bangkit dan maju, kecuali di tengahnya ada orang-orang yang dapat mengobati akhlak bangsa, mendorong kepada naiknya martabat, dan menggerakkan bangsa kepada keluhuran-keluhuran yang tersembunyi.

"Sadar atau tetap tidur sebuah bangsa, itu tergantung berapa banyak yang bisa mengobati secara rohani atau akhlak," kata dia.

Dijelaskan, setidaknya ada tiga syarat agar sebuah bangsa dapat bangkit menjadi bangsa yang besar. Pertama, dengan meningkatkan akhlak mulia. Kedua, menghilangkan pekerti buruk dari jiwa umat, dan terakhir dengan memperbaiki tatanan kemasyarakatan.

"Apabila sempurna ketiga hal tersebut, akan menjadi gampang segala sesuatu setelahnya. Seperti mengubah sistem politik, ekonomi, pembangunan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Mus juga menyoroti fenomena minat orang bersekolah di dunia kedokteran atau kesehatan jasmani lebih banyak, dibandingkan dengan keinginan untuk belajar agar dapat menyembuhkan moral dan akhlak umat.

"Semua penting, bangsa ini membutuhkan keduanya. Tapi kebanyakan antusias untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah kedokteran, tapi sangat jarang yang mengirim ke sekolah budi pekerti," kata Gus Mus.

Kitab Idhatun Nasyiin karangan ulama Syekh Musthafa Al-Ghalayani, merupakan kitab yang membahas tentang akhlak, etika, dan kemasyarakatan. Selain kitab tersebut, selama Ramadhan ini, Gus Mus juga membaca kitab-kitab lain seperti Arba'in Nawawi dan Qasidah Burdah karya Imam Bushiri.

Penulis: Ajie Najmuddin


Nasional Terbaru