Mba Ela: Mengabdi, Berprestasi, dan Berbakti di Tengah Keterbatasan
Selasa, 11 Februari 2025 | 15:00 WIB
Semarang, NU Online Jateng
Aula 2 Kampus UIN Walisongo Semarang dipenuhi kebahagiaan pada Sabtu (8/2/2025). Ratusan mahasiswa merayakan momen bersejarah dengan resmi menyandang gelar sarjana. Di antara mereka, sosok inspiratif Nur Laela Masruroh atau akrab disapa Mba Ela, melangkah mantap menuju podium. Perjalanannya penuh perjuangan, ketekunan, dan pengabdian.
Sebagai kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) asal Kendal, Jawa Tengah, Mba Ela tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan. Perjalanan menuju wisuda bukanlah hal mudah baginya. Ia harus menghadapi keterbatasan ekonomi, berpindah-pindah tempat tinggal, hingga berkali-kali gagal mendapatkan beasiswa. Namun, semangatnya untuk terus berjuang tak pernah surut.
Mba Ela berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang tukang tambal ban dan ibunya buruh tani. Sejak kecil, ia telah terbiasa hidup dalam perjuangan. Pendidikan baginya bukan hanya tentang menuntut ilmu, tetapi juga bagaimana bertahan di tengah keterbatasan. Selama kuliah, ia harus berpindah tempat tinggal beberapa kali karena faktor ekonomi dan bahkan kerap pulang-pergi dari Kendal ke kampus di Semarang.
Perjuangan mendapatkan pendidikan tinggi penuh tantangan. Ia mengalami kegagalan hingga 10 kali saat mendaftar beasiswa. Namun, kegagalan tidak membuatnya menyerah. Ia terus mencoba hingga akhirnya pada semester tujuh mendapatkan beasiswa KIP-K yang membantunya menyelesaikan kuliah tanpa membebani orang tua.
Tak hanya berhasil menyelesaikan kuliah, Mba Ela juga meraih IPK tinggi dan menempati peringkat ke-5 di antara 12 wisudawan angkatan 2021 serta 26 wisudawan angkatan 2020 dari jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Capaian ini luar biasa mengingat ia harus menjalani hidup nomaden dan bekerja keras demi bertahan hidup.
Selain berkuliah, Mba Ela juga menempuh pendidikan di Pesantren Darul Falah Besongo selama tiga semester. Di sana, ia semakin memahami nilai-nilai keikhlasan, kesabaran, dan pengabdian. Hidup di pesantren menempanya menjadi pribadi yang lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan.
Dalam dunia organisasi, Mba Ela menunjukkan kepemimpinan luar biasa. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Komisariat (PK) IPPNU UIN Walisongo dan aktif menggerakkan berbagai program kepemudaan dan keislaman. Hingga kini, ia tetap mengabdi sebagai pembina IPPNU di desanya.
Selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, seperti menjadi anggota Dampak Fasilitator Indonesia, mengikuti program kewirausahaan dari Dinas Pemuda dan Olahraga, serta berbagai inisiatif lain yang memperkuat dedikasinya kepada masyarakat.
Semangatnya dalam dunia pendidikan tak hanya ia tunjukkan melalui perjuangannya sendiri, tetapi juga lewat usahanya membantu anak-anak desa mendapatkan akses belajar yang lebih baik. Ia merintis Rumah Ilmu Cabaca, sebuah bimbingan belajar gratis di rumahnya bagi anak-anak yang membutuhkan. Baginya, ilmu harus dibagikan, dan pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik.
Selain menjadi akademisi dan aktivis, Mba Ela juga seorang wirausaha muda. Ia merintis dua usaha, yaitu Albaaits.Store di bidang retail dan Rumah Ilmu Cabaca yang fokus pada pendidikan. Dengan usaha ini, ia tidak kebingungan mencari pekerjaan setelah wisuda. Ia telah menyiapkan jalannya sendiri menuju masa depan yang mandiri dan bermanfaat bagi orang lain.
Bagi Mba Ela, perjalanan hidupnya bukan sekadar tentang mengejar gelar, tetapi juga tentang penerimaan dan keikhlasan dalam menghadapi setiap ujian.
"Hidup itu adalah perjalanan, penerimaan. Kuncinya ada pada keikhlasan, birrul walidain (berbakti kepada orang tua), dan hormat pada guru. Jangan pernah melupakan mereka, karena doa-doa merekalah yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan," ungkapnya penuh haru usai wisuda.
Kini, setelah resmi menyandang gelar sarjana, Mba Ela siap melangkah ke tahap berikutnya. Ia ingin terus berkembang, memperluas usahanya, dan tetap mengabdi kepada masyarakat. Baginya, wisuda bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari perjalanan baru.
Mba Ela adalah bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih impian. Dengan ketekunan, doa, dan usaha yang tak henti-hentinya, ia membuktikan bahwa siapa pun bisa sukses asalkan tidak pernah menyerah.
Sosoknya menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama mereka yang tengah berjuang dalam keterbatasan. Bahwa sejatinya, sukses bukan hanya tentang seberapa besar kita memiliki, tetapi seberapa besar kita berusaha dan bermanfaat bagi sesama.
Penulis: Solekha
Terpopuler
1
Novian Adijaya Terpilih Aklamasi sebagai Ketua PR GP Ansor Jatilaba Tegal
2
Lewat KOIN NU, PRNU Desa Cerih Jatinegara Tegal Bantu Syariah Santri Madin dan TPQ
3
PR Sukun Kudus Santuni 700 Yatim di Pati, Sinergi Kebaikan di Bulan Ramadhan
4
Masjid di Jalur Mudik Diminta Buka 24 Jam, Dukung Pemudik dan Program Khataman Al-Qur’an Nasional
5
Tarhim Ansor di Tegal: Menebar Dakwah, Meneguhkan Bakti kepada Orang Tua
6
PMII Komisariat Gusdur Demak Resmi Dilantik, Siap Bergerak Lebih Progresif
Terkini
Lihat Semua