Rayhan Bagus Muwafiq, Anak 6 Tahun Khafilah Jateng yang Maju ke Babak Final pada OSN 1 Abad Ploso
Kamis, 12 Desember 2024 | 17:00 WIB
Rayhan Bagus Muwafiq adalah satu dari 42 peserta Olimpiade Santri Nusantara (OSN) asal Zona Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang maju ke babak final di Pesantren Al-Falah Ploso Kediri. (Foto:Istimewa)
Kendi Setiawan
Penulis
Kediri, NU Online Jateng
Rayhan Bagus Muwafiq adalah satu dari 42 peserta Olimpiade Santri Nusantara (OSN) asal Zona Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang maju ke babak final di Pesantren Al-Falah Ploso Kediri.
Rayhan berada di peringkat pertama kategori cabang Musabaqah Hifdzul Nadham (MHN) Aqidatul Awam Putra pada OSN Zona Jateng-DIY di Pesantren Karangsantri Temanggung, Rabu (20/11/2024).
Kali ini bersama 42 santri Jateng-DIY lainnya, Rayhan bertanding di babak final bersaing dengan 8 Zona lainnya.
“Assalamualaikum Om. Besok Senin, mau berangkat final lomba Adidatul Awam. Doainy aa,” kata Rayhan lewat pesan suara kepada NU Online Jateng menjelang keberangkatannya ke Kediri beberapa hari lalu.
Rayhan memang dikenal sebagai anak yang ramah dan takzim kepada orang-orang dewsa di sekitarnya. Saat pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah OSN Zona Jateng-DIY, Ustadz Izudin, ayahnya menceritakan tentang sosok anaknya itu.
Rayhan adalah anak usia 6 tahun, santri Madrasah Diniyah Al-Ikhlas, Semarang, Jawa Tengah. Rayhan merupakan peserta termuda pada ajang Olimpiade Santri Nusantara (OSN) Zona Jateng dan DIY.
Naik ke panggung untuk menerima penghargaan usai perlombaan di Temanggung, Rayhan dibopong oleh ayahnya, Izuddin. Rayhan tampak terkantuk-kantuk, karena pengumuman dan penyerahan penghargaan berlangsung lewat pukul 20.00 WIB, waktu yang biasanya digunakan Rayhan untuk tidur.
Ustadz Izuddin menceritakan tentang prestasi membanggakan yang diraih anaknya. Kata dia, jauh sebelum mengetahui adanya OSN, ia dan Rayhan memang sudah merancang jika sudah tertata pendidikan TK-nya, harus mulai belajar kitab Aqidatul Awam.
“Kebetulan pada saat seperti itu pas informasi lomba OSN. Saya bilang ada lomba OSN, mau ikut apa tidak? Rayhan menjawab akan ikut akhirnya mendaftar,” tutur Ustadz Izuddin yang sehari-hari mengabdikan diri sebagai pengajar ngaji di lingkungan tempat tinggalnya di Semarang.
Tahu adanya OSN Zona Jateng-DIY, Rayhan pun fokus berlatih. Prosesnya sekitar dua bulan untuk menghafal nadhom dan terjemahannya. Rayhan menggunakan waktu setelah subuh untuk belajar.
“Saya tidak memberikan target, kadang per hari 4 nadham, 2 atau 1 nadham. Saya serahkan pada anak untuk menghafal seberapa banyak,” ujar Ustadz Izuddin.
"Tantangannya ketika dibangunkan namanya anak-anak mungkin masih mengantuk. Tapi Rayhan sudah terbiasa ikut bangun shalat subuh,” kata Izuddin yang sepanjang perbincangan terlihat wajah bahagianya.
Selain upaya nyata, Izuddin mengaku bahwa ibu Rayhan setiap malam, bahkan ketika Rayhan masih berada dalam kandungan sering berdoa sampai menangis memohon kebaikan kepada Allah. Istri Izuddin juga rajin berpuasa sunnah.
Izuddin juga menuturkan, Rayhan selama ini sudah terlihat jiwa percaya dirinya. Pada ajang OSN, sebelum masuk ke ruangan lomba, Rayhan bahkan berani berkenalan dan berbincang dengan peserta lain yang padahal sudah beberapa tahun lebih tua darinya.
“Tadi siang menjelang lomba, Rayhan mengajak ngobrol, kenalan dengan peserta lain dan mengajak peserta itu saling mengetes hafalan,” kata Izuddin.
Mengikuti dan meraih juara bukan baru pertama dialami Rayhan. Di rumah, ia sudah meraih beberapa piala. Biasanya Rayhan ikut lomba yang diadakan pada Hari Santri dan Muharaman. Rayhan mengikuti lomba-lomba tersebut dengan semangat.
“Biasanya memang lebih ke lomba ranah religi seperti praktik shalat, azan yang sesuai untuk anak-anak,” imbuhnya.
Soal prestasi terbaru Rayhan, Izuddin selain bangga juga tetap menyadari bahwa Rayhan masih anak-anak sehingga jangan sampai kehilangan dunia kanak-kanaknya.
“Saya berharap Rayhan tidak menjadi pribadi yang sombong, biarkan dengan dunianya. Justru saya juga kadang berpikir, apakah termasuk egois dan menzalimi anak dengan mendorong dia berprestasi. Tapi saya berdoa bahwa ini untuk mewujudkan umat Baginda Nabi menjadi generasi berilmu. Jadi saya masih berimbang agar Rayhan tidak kehilagan dunianya, tapi tetap terarah,” beber Izuddin.
Terpopuler
1
Promosi Doktor H M Faojin: Strategi Implementasi Kebijakan PAI di Sekolah Non-Muslim untuk Moderasi Pendidikan Agama di Indonesia
2
Menghidupkan Warisan Ulama Nusantara, Ma’had Aly Amtsilati Gelar Seminar Manuskrip dan Pelatihan Tahqiq Bersama Nahdhatut Turats
3
PAC GP Ansor Margasari Adakan Rapat Kerja Perdana Masa Khidmat 2024-2027
4
Khasiat Doa Akhir Bulan Rajab dan Puasa Menurut KH Achmad Chalwani
5
Program Makan Bergizi Gratis Mulai Berjalan di Pati Meskipun Sempat Terlambat
6
Peringatan Harlah Ke-102 NU, PCNU Banjarnegara Tekankan Kebersamaan demi Harmoni Masyarakat
Terkini
Lihat Semua