• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 19 April 2024

Regional

Wagub Jateng Sampaikan Jumlah Penghafal Al-Qur'an Meningkat

Wagub Jateng Sampaikan Jumlah Penghafal Al-Qur'an Meningkat
Wagub Jateng H Taj Yasin Maimoen saat acara di Gemuh Demak (Foto: Dok)
Wagub Jateng H Taj Yasin Maimoen saat acara di Gemuh Demak (Foto: Dok)

Kendal, NU Online Jateng
Wakil Gubernur Jateng KH Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Haul ke-39 Pendiri  Pesantren Roudlotul Muta'allimin KH Anas Sholihin Noer Fathoni dan Haflah Khotmil Qur’an ke-24 di Gemuh, Kabupaten Kendal mengatakan, di tahun 2022 jumlah Hafidz-Hafidzah di Jateng terus meningkat.


"Di awal program pemberian bisyarah pada tahun 2019 lalu, dalam satu tahun tidak mencapai 500 santri yang diwisuda. Namun di awal tahun ini sudah lebih dari 1000 santri yang telah diwisuda," ucapnya Kamis (16/6).


Disampaikan, dengan bertambahnya 2 orang wisudawati yang telah hafal 30 juz dari sini, dirinya berharap semakin banyak penghafal Al-Qur'an di Jateng dan akan mendatangkan keberkahan. 


"Sehingga masyakat maupun pemerintah akan hidup aman, tentram, makmur, dipenuhi dengan kebaikan, dan kebahagiaan," ungkapnya.
 

Pengasuh Pesantren Madinah Munawwarah Semarang KH Yahya Al-Muttamakkin dalam tausiyahnya menjelaskan pentingnya mahabbah kepada ulama.
 

"Kelak di akhirat, orang itu akan berkumpul dengan yang dicintainya. Anda semua suka dan cinta terhadap KH Anas Sholihin Noer Fathoni maka kelak akan dikumpulkan dengan beliau," tegas Kiai Yahya.





Disampaikan, ketika zaman Nabi Muhammad SAW, ada orang Arab kampung bertanya tentang kapan kiamat itu akan tiba. Kemudian dijawab oleh Baginda Nabi apa yang sudah kamu siapkan. Kemudian dijawabnya aku tidak menyiapkan suatu amalan shalat atau puasa yang banyak untuk hari itu. Tapi aku sungguh mencintai Allah dan Rasul-Nya.


"Nabi Muhammad SAW menjawab bahwa seseorang kelak di hari kiamat akan dikumpulkan bersama orang-orang yang dia cintai. Maka orang Arab kampung ini girang betul," terangnya.


Menurutnya, orang yang hafal tanggalnya wafatnya wali saja mendapat syafaat, apalagi hafal sejarahnya sekalipun kita tidak hidup di masanya. "Maka dari itu, kita datang ke sini nge-hauli guru kita diniati yang baik yakni mahabbah," ungkapnya.


Kenapa ulama itu beda dengan orang biasa padahal shalatnya sama, puasanya juga sama, ibadahnya sama lalu kenapa ulama itu setelah meninggal bisa diziarahi oleh banyak orang. 


"Tidak mungkin seorang manusia jasadnya yang dimakamkan sudah tidak terlihat oleh mata, tapi kecintaan umat masih melekat hingga bertahun-tahun. Sebab ulama itu mempunyai sifat zuhud, tidak keduniaan, tidak suka dunia," pungkasnya.


Pada malam hari sebelumnya di makam pendiri Pesantren Roudlotul Muta'allimin ini dilaksanakan acara istighotsah dan doa bersama dipimpin oleh putra pertamanya yakni KH Adib Anas Noor Pengasuh Pesantren Wasilatul Huda Gemuh.


Pengirim: Ahmad Peci 


Regional Terbaru