• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 12 Mei 2024

Regional

HARI SANTRI

Rais NU Pekalongan: Peringatan Hari Santri Bukan untuk Nagih Ke Pemerintah

Rais NU Pekalongan: Peringatan Hari Santri Bukan untuk Nagih Ke Pemerintah
Rais PCNU Kota Pekalongan KH Romadhon Abdul Jalil (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)
Rais PCNU Kota Pekalongan KH Romadhon Abdul Jalil (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)

Pekalongan, NU Online Jateng
Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan KH Romadhon Abdul Jalil menegaskan, peringatan Hari Santri untuk mengingatkan kepada pemerintah atas jasa-jasa para santri mengusir penjajah baik sebelum atau sesudah kemerdekaan Indonesia.


"Gerakan para santri dan kiai mengusir penjajah karena panggilan agama dan negara atas dasar 'lillahi taala'. Sehingga tidak patut setiap peringatan Hari Santri digelar dijadikan alasan menagih kepada pemerintah," ujarnya.


Hal itu disampaikan Kiai Romadhon saat memberikan sambutan pada acara pembacaan shalawat nariyah dan halaqah kebangsaan dalam rangka peringatan Hari Santri oleh PCNU Kota Pekalongan di Gedung Aswaja Jalan Sriwijaya 2 pada Sabtu (21/10/2023) malam. 


Menurutnya, momentum hari santri harus dijadikan mauidhah kepada para santri yang hidup dan menikmati kemerdekaan bahwa setiap gerak dan pengabdian harus atas ridha Allah Taala.


Sebagaimana yang disaksikan lanjutnya baik melalui film-film perjuangan, betapa tidak sebandingnya persenjataan yang dipakai para santri untuk berjuang memperhatankan kemerdekaan.
 


"Para kiai dan santri dengan gigih berjuang membela negara dengan alat seadanya untuk memerdekakan Indonesia. Ini yang paling penting yang harus diingat setiap kali mengadakan peringatan hari santri," ucapnya.


Mustasyar PCNU Kota Pekalongan Prof H Zainal Mustaqim menyampaikan, peringatan hari santri tahun 2023 sangat semarak di berbagai tempat. Tentu ini menurutnya, patut disambut dengan gembira dan suka cita, karena pemerintah sudah mengakui peran santri pada awal-awal kemerdekaan dengan menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri.


"Peran serta Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari melalui resolusi jihad bisa menggelorakan semangat kaum agama dan nasionalis berperang mengusir penjajah pada 10 November 1945 yang disebut dengan hari pahlawan," tegasnya.


Oleh karena itu sambungnya, jihadnya para santri saat ini adalah bukan mengusir penjajah. "Akan tetapi mengusir kemalasan agar tidak semakin ketinggalan," pungkasnya.


Penulis: M Ngisom Al-Barony
 


Regional Terbaru