• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 16 April 2024

Regional

NU Pekalongan: Ziarah Kubur untuk 'Ngecas' Hati

NU Pekalongan: Ziarah Kubur untuk 'Ngecas' Hati
Rombongan ziarah PCNU Kota pekalongan saat dzikir dan tahli di makam Habib Ahmad bin Thalib Alatas di pemakaman Sapuro Pekalongan (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)
Rombongan ziarah PCNU Kota pekalongan saat dzikir dan tahli di makam Habib Ahmad bin Thalib Alatas di pemakaman Sapuro Pekalongan (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)

Pekalongan, NU Online Jateng
Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan KH Romadhon Abdul Jalil mengatakan, ziarah kubur selain dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-99 Nahdlatul Ulama (NU) juga untuk mengecas hati agar selalu 'fresh' dalam menjalankan khidmah jamiyah maupun jamaah.


"Hati manusia tidak selamanya dalam kondisi baik. Menurutnya, agar performa hati manusia tetap stabil, maka hati harus tetap dijaga dan salah satunya dengan berziarah kubur kepada para sesepuh NU di Kota Pekalongan," ujarnya.


Hal itu disampaikan Kiai Romadhon di sela-sela melakukan ziarah ke beberapa mantan Rais PCNU Kota Pekalongan yang tersebar di beberapa tempat di Kota dan Kabupaten Pekalongan pada Jumat (18/2).


Dikatakan, sebagai generasi penurus NU, kader-kader NU harus tahu tentang kiprah para pendahulunya membesarkan dan merawat NU dari sejak lahir hingga saat ini. "Ziarah bukan sekadar seremonial tahlil dan dzikir, setelah itu selesai. Akan tetapi harus dimaknai sebagai napak tilas perjuangan para ulama NU yang wajib diketahui oleh generasi muda NU khususnya," ucapnya.




Rombongan ziarah PCNU Kota Pekalongan gelar dzikir dan tahlil di makam KH Zakaria Ansor komplek Pesantren Al-Mubarok, Medono, Kota Pekalongan (Foto: M Ngisom Al-Barony)


Ketua PCNU Kota Pekalongan H Muhtarom menjelaskan, kegiatan ziarah sudah menjadi agenda tahunan setiap NU menggelar acara Harlah. Menurutnya, ziarah adalah bagian dari muhasabah diri pengurus agar bisa berkhidmah lebih baik lagi ke depan.


"Kalau membaca sejarah perjuangan para masyayikh NU di Kota Pekalongan, kita belum ada apa-apanya dibanding dengan perjuangan beliau-beliau khususnya di awal kelahiran NU Pekalongan," tegasnya.


Dikatakan, meski secara fasilitas, sarana, dan jumlah Nahdliyin saat ini jauh lebih memadai, akan tetapi ruh dan ghirah perjuangan para ulama diakui masih jauh. Namun demikian, dirinya yakin bahwa NU akan tetapi jaya dan sekain jaya ke depan.


"Kita harus yakin di tengah modernisasi, NU sebagai jamiyah akan terus berkembang dan kita sebagai pengurus harus siap mengawalnya," ucapnya.


Ketua panitia Harlah ke-99 NU Abdul Adhim menyampaikan, beberapa masyayikh yang berhasil diziarahi yakni makam Habib Ahmad bin Thalib Alatas, Habib Hasyim bin Yahya, KH Abas, KH Zen Ilyas, HK Subkhi Masyhadi dan KH Ghufron Achid di komplek pemakaman Sapuro.


"Selain itu juga ke pemakaman Landungsari KH Nahrowi Hasan, Kebulen KH Zainal Arifin, Medono KH Zakaria Ansor, Jenggot KH Mustofa Bakri, Pajomblangan KH Akrom Sofwan, dan Banyurip Ageng KH Amir Idris dan KH Mudzakir Asyhuri," ungkapnya.


Dikatakan, puncak Harlah NU Kota Pekalongan akan digelar, Sabtu (19/2) malam di Gedung Aswaja, Jalan Sriwijaya 2 berupa halaqah dan pentas seni badan otonom NU.


Penulis: M Ngisom Al-Barony
Editor: Samsul Huda


Regional Terbaru