• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 12 Mei 2024

Regional

NU Boyolali Gelar Sarasehan Pendidikan, Bahas Empat Komponen Pengembangan Madrasah

NU Boyolali Gelar Sarasehan Pendidikan, Bahas Empat Komponen Pengembangan Madrasah
Ketua PMU REP-MEQR Kemenag RI, Dr Abdullah Faqih menjelaskan empat komponen penting dalam pengembangan madrasah (Dok. Muslih)
Ketua PMU REP-MEQR Kemenag RI, Dr Abdullah Faqih menjelaskan empat komponen penting dalam pengembangan madrasah (Dok. Muslih)

Boyolali, NU Online Jateng
Sebagai salah satu bagian dari wilayah di Soloraya, Kabupaten Boyolali tidak pernah bisa dilepaskan dari dinamika yang terjadi di wilayah tersebut. Baik dari segi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya. Termasuk terkait dengan pengembangan keagamaan.

Untuk itulah Nahdlatul Ulama (NU) di Boyolali juga perlu memberikan perhatian serius terkait hal ini. Sebagaimana disampaikan Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Boyolali, KH Achmad Harir dalam kegiatan Sarasehan Pendidikan antara Ketua Project Manager Unit REP Madrasah Education Quality Reform (MEQR) Kementerian Agama (Kemenag) RI dengan LP Ma’arif NU dan Lakpesdam PCNU Boyolali, Sabtu (1/1).

Menurut Kiai Harir, Soloraya termasuk Boyolali seringkali dipandang sebagai barometer politik nasional. Hingga saat ini, wilayah ini selalu dinilai penting untuk stabilitas nasional dalam beberapa hal. Akan tetapi dari segi pengembangan keagamaan, wilayah ini cukup mendapat banyak tantangan.

"Berbeda dengan wilayah-wilayah yang ada di kota-kota santri, seperti Pantura dan sebagian Jawa Timur. Pendidikan keagamaan, khususnya dalam konteks pengembangan madrasah di wilayah Boyolali harus terus digelorakan, agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah umum," kata dia.





Sementara itu, Ketua PMU REP-MEQR Kemenag RI, Dr Abdullah Faqih mengatakan bahwa ia siap untuk mendengar segenap masukan. Ia mengajak untuk menjadikan forum ini sebagai ajang diskusi dan belanja ide, untuk pengembangan pendidikan madrasah di Indonesia.

"Pada dasarnya, proyek ini adalah berusaha mewujudkan janji pendidikan madrasah. Sementara, hasil riset yang telah dilakukan, bahwa ada kesenjangan pembelajaran (learning gap) antara satu lembaga pendidikan dengan pendidikan lain. Belum lagi ketimpangan pendidikan yang disebabkan oleh faktor ekonomi," ujarnya.

Ditambahkan, proyek yang merupakan kerj asama antara Kementerian Agama RI dan Bank Dunia ini hadir dengan memberikan kemudahan akses kepada madrasah. Dalam konteks inilah, negara hadir memberikan jaminan akses pendidikan kepada masyarakat bawah.

Empat Komponen

Selain itu, kebutuhan akan perbaikan data di madrasah-madrasah saat ini menjadi penting. Doktor Faqih mengatakan bahwa sebenarnya ada empat komponen penting dalam proyek ini. Pertama, pelaksanaan sistem e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis elektronik) secara nasional dan pemberian dana bantuan ke madrasah.

"Sistem e-RKAM ini memungkinkan terjadinya peningkatan efektivitas pembelanjaan melalui sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja di madrasah dan sekolah penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di bawah Kementerian Agama untuk merencanakan, menganggarkan, dan memonitor penggunaan dana dengan lebih efektif," ungkapnya.

Pemberian dana bantuan dimaksudkan untuk mendukung percepatan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) berdasarkan hasil Evaluasi Diri Madrasah (EDM) dan penerapan e-RKAM.

Kedua, Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) untuk siswa kelas 4 MI secara sensus nasional. Asesmen ini memungkinkan untuk mengukur dampak dari pendanaan terhadap hasil belajar siswa dan mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang perlu ditingkatkan.

Ketiga, Kebijakan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk guru, Kepala, dan Pengawas Madrasah. Peningkatan akses terhadap pelatihan yang bermutu memungkinkan terjadinya peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan.

Terakhir, yakni penguatan sistem untuk mendukung pengembangan kualitas. Penguatan sistem pendataan dilaksanakan agar menjadi basis dalam pembuatan kebijakan, serta penguatan sistem pengelolaan madrasah dan tata kelola di semua jenjang kantor Kemenag diharapkan dapat meningkatkan sistem penyelenggaran pendidikan yang bermutu di Kemenag.

Gayung bersambut, pemaparan Doktor Faqih tersebut mendapat sambutan dari para hadirin. Fathurrahman misalnya, mempertanyakan variabel dari ukuran capaian-capaian data. Beberapa hadirin lain juga memberikan sejumlah limpahan kendala-kendala yang disampaikan oleh pengelola pendidikan, staf yang perlu mendapatkan pelatihan, proses pendataan EMIS, NISN, dan sebagainya.

Inilah yang juga dirasakan oleh Sekretaris LP Ma’arif NU Boyolali, Agus Lukman. Agus mengatakan bahwa proses pendidikan madrasah di Boyolali, masih mempunyai segudang masalah. Ia juga mengusulkan adanya program program afirmasi khususnya bagi madrasah-madrasah swasta.

Kendati demikian, Faqih mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengembangkan sistem yang selama ini telah berjalan dan juga menjadikan pertemuan ini sebagai dasar penyusunan kegiatan ke depan.

Pengirim: Nur Rohman
Editor: Ajie Najmuddin


Regional Terbaru