Yayasan Fattaid Fiina Karanganyar Siapkan Generasi Qur'ani di Fase Pra-Pesantren
Senin, 7 Oktober 2024 | 15:00 WIB
Karanganyar, NU Online Jateng
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Bantul, Jogjakarta, KH Muslim Nawawi menyampaikan bahwa terdapat dua warisan Nabi Muhammad saw yang sangat berharga dalam kehidupan dunia dan akhirat yakni Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Hal tersebut disampaikan pada acara Wisuda Khotmil Qur’an Yayasan Fattaid Fiina Karanganyar, Jum’at (04/10/2024).
“Al-Qur’an adalah salah satu dari warisan kanjeng Nabi Muhammad saw disamping sunnah-sunnah yang beliau ajarkan. Anak-anak ini yang lahir di Karanganyar, yang jauh dari tempat turunnya Al-Qur’an tetapi mau belajar, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an, itu adalah anugerah dan hal yang membuat Nabi remen, bangga dan bungah sebab warisannya telah dijaga dengan sungguh-sungguh,” ujarnya.
Serangkaian kegiatan yang bertajuk ‘Pahargyan’ ini merupakan agenda rutin Yayasan Fattaid Fiina Karanganyar, yang dilakukan sebagai upaya menyiapkan dan mengapresiasi para calon Pewaris Al-Qur’an yang telah menyelesaikan masa belajarnya dijenjang masing-masing.
“Tujuan yang paling utama dalam rangkaian kegiatan Wisuda Khotmil Qur’an ini adalah untuk mengapresiasi anak-anak yang telah menyelesaikan pendidikan Al-Qur’an pada setiap tingkatannya baik dari tingkat iqro’, kemudian binadzri khatam al-qur’an 30 juz, juz amma, hingga tahfidz juz ke-30,” kata Moh Noer Fatoni selaku Pengasuh Yayasan Fattaid Fiina.
Lebih lanjut, Gus Fatoni sapaan akrabnya menyampaikan bahwa pendidikan Al-Qur’an di Yayasan Fattaid Fiina yang diperuntukkan bagi anak-anak usia SD hingga SMP ini menjadi bekal awal ketika mereka masuk ke Pondok Pesantren.
“Karena memang pada dasarnya kita berupaya menyiapkan anak-anak yang ada rencana untuk masuk ke pondok pesantren, sehingga dengan bekal ini harapannya anak-anak tidak kaget lagi ketika sudah benar-benar mondok di pesantren,” ucapnya.
Kegiatan Wisuda Khotmil Qur’an yang diselenggarkan mulai hari Jum’at-Sabtu (4-5/10/2024) ini merupakan kegiatan rutin setiap dua tahun sekali. Adapun tema yang diangkat pada tahun ini yaitu “Nyawiji ing Mukti” merujuk pada Ittihadu fil Khoiri yang maknanya bersatu dalam kebaikan.
“Diangkatnya unsur jawa melalui tema dan nama kegiatan berbahasa jawa sebagai upaya untuk mengaktualisasikan 'Jowo Digowo, Arab Digarap' atau memperjuangkan dakwah islam tetapi juga melebur dengan budaya adat yang ada di Jawa,” ujar Fatoni.
Hal tersebut didukung dengan Pagelaran Wayang Semalam Suntuk oleh Ki Medhot Sudarsono sebagai acara pamungkas setelah terselenggaranya rangkaian kegiatan mulai dari Sima’an Al-Qur’an hingga Pengajian Akbar pada hari pertama, dilanjutkan dengan kegiatan Bazar dan Bakti Sosial.
“Pagelaran wayang kulit ini menjadi puncak tasyakuran, sebab disini kita memang ingin merangkul masyarakat yang notabene masih melekat dengan budaya jawa. Selain itu, dibalik pementasan wayang tersimpan dakwah nilai-nilai agama yang kuat, sebab wayang merupakan warisan dari para Walisongo, terutama Sunan Kalijaga,” pungkasnya.
Kontributor: Arindya
Terpopuler
1
Inilah Lokasi Sholat Idul Adha Jumat 6 Juni 2025 Wilayah Semarang Jawa Tengah yang Dilansir LD PCNU Kota Semarang
2
3 Amalan di Hari Tasyrik
3
Gandeng Ulama, Juleha Demak Gencarkan Edukasi Kurban Sesuai Syariat
4
Kurban Kambing Lebih Utama dari Sapi? Ini Alasannya!
5
KH Maslahuddin dan Warisan GERBUHU: Amalan Seribu Kulhu di Hari Arafah
6
Pastikan Kurban Sesuai Syariat, PCNU Magelang Gelar Pelatihan Juru Sembelih Halal
Terkini
Lihat Semua