Keislaman

Mengenal Paham Zoroaster dan Padamnya Api Abadi di Malam Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Kamis, 5 September 2024 | 17:00 WIB

Mengenal Paham Zoroaster dan Padamnya Api Abadi di Malam Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Ka'bah tempo dulu di Kota Makkah. (Foto: The Muslim Vibe)

Nabi Muhammad saw dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabiul Awal pada tahun Gajah, yang diperkirakan bertepatan dengan tanggal 22 April 571 Masehi. Beliau lahir di kota Mekah yang masuk dalam wilayah Hijaz semenanjung Arab. Tahun kelahirannya disebut "Tahun Gajah" karena pada tahun itu terjadi peristiwa penyerangan Mekah oleh pasukan bergajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah dari Yaman. Penyerangan ini digagalkan oleh Allah swt dengan mengirimkan burung-burung Ababil yang melempari pasukan tersebut dengan batu-batu kecil, seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Fil.


Selain peristiwa “Tahun Gajah” ada juga beberapa peristiwa alamiah dan fenomena luar biasa lainnya juga terjadi, seperti robohnya 14 balkon Istana Kisra (Kaisar Persia) dan runtuhnya beberapa kuil dan berhala di gereja Bahira. Peristiwa-peristiwa ini dipandang oleh umat Islam sebagai tanda-tanda bahwa kelahiran Nabi Muhammad saw membawa perubahan besar bagi dunia, termasuk berakhirnya kekuasaan tiran dan kebangkitan cahaya kebenaran yang akan menyebar melalui ajaran Islam. (Lihat dalam kitab Rahiqul Makhtum fii Sirah Nabawiyyah halaman 36 Daar Kitab Ilmiyah)


وقد روى أن ارهاصات بالبعثة وقعت عند الميلاد فسقطت أربع عشرة شرفة من إيوان كسرى وخمدت النار التي يعبدها المجوس وانهدمت الكنائس حول بحيرة ساوة بعد أن غاضت روى ذلك البيهقي


Artinya: Diriwayatkan bahwa pertanda-pertanda kebangkitan (utusan) terjadi pada saat kelahiran Nabi Muhammad, empat belas balkon jatuh di istana Kisra, api yang disembah oleh orang-orang Majusi dipadamkan dan gereja-gereja di sekitar Danau Sawa runtuh setelah danau tersebut kekeringan, seperti yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi.


Dari salah satu peristiwa luar biasa tersebut adalah padamnya api abadi di Kuil Persia, yang dikenal sebagai Api Zoroaster. Api ini telah menyala selama lebih dari seribu tahun dan dianggap suci oleh penganut agama Zoroaster di Persia (sekarang Iran). Ketika Nabi Muhammad lahir, api tersebut padam tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, yang diyakini sebagai tanda dari Allah atas kelahiran seorang nabi besar.


Penjelasan Tentang Agama Zoroaster atau Majusi


Agama Zoroaster atau yang sekarang dikenal oleh masyarakat umum sebagai paham Majusi yang menyembah api, konon adalah agama tertua di dunia dan pernah menjadi agama resmi di tiga kerajaan besar di wilayah Persia atau Iran. Agama ini menyebar dengan pesat diwilayah Timur dan Timur Tengah selain itu ia bisa bertahan secara berkesinambungan sejak abad keenam sebelum masehi sampai abad ketujuh masehi. (Nurlidiawati 2015)


Sebenarnya Agama Zoroaster ini adalah salah satu aliran paham filosofis yang dibawa oleh Zarathustra seorang yang bijaksana yang disebut Zoroaster oleh orang Yunani Kuno. Dalam ajaran memuat paham monoteisme dan dualisme, dan meyakini Tuhan sejati yang memiliki kebijaksanaan yang disebut Ahura Mazda dalam Iran Modern disebut Ohrmazd, Tuhan yang diyakini ini mengajarkan kejujuran dan kebenaran. Namun sebagaimana agama lainya, Zoroaster juga meyakini adanya iblis atau roh jahat yang dikenal dengan Angra Mainyu atau Ahriman dalam sebutan Iran Modern. (Nurlidiawati 2015)


Periode kejayaan ajaran Zoroaster ini terjadi pada era kaisar Cyrus menjadi penguasa Persia (Iran) atau dikenal dengan dinasti Makkmam (600-331 SM) namun ketika Persia direbut oleh Alexander Agung, Zoroaster mulai memudar dan agama resmi kerajaan diganti dengan ajaran Hellenisme. Pasang surut kejayaan agama juga mengikuti kekuasaan yang sedang berjaya.(Wibowo 2019) Namun kekuasaan hanya hitungan masa, ada masa jaya dan masa tantrum. Hal ini terbukti pada tahun 226-651 M. Agama Zoroaster kembali menjadi agama resmi di Persia setelah dinasti Sassanid memenangkan kekuasaan dengan kekaisaran Alexander Agung.


Namun ajaran Zoroaster yang berkembang era dinasti Sassanid berbeda dengan agama Zoroaster era Kekaisaran Cyrus. Zoroaster yang sekarang hanya menjadi alat kekuasaan para penguasa dan pendeta. Sehingga muncullah para penyembah berhala dan menyembah api. (Wibowo 2019)


Mengapa mereka menyembah api.? Hal ini bisa dijawab dengan wilayah Persia Utara yang secara geografis memiliki udara yang sangat sejuk bahkan bisa menurunkan salju. Wajar kalau mereka memiliki keyakinan bahwa dewa api lebih perhatian karena memberikan kehangatan sehingga dewa api lebih berhak untuk dipuji dari dewa-dewa lainya.


Dari paham tersebut akhirnya memberikan dampak yang signifikan, kuil-kuil untuk memuja dewa api dibangun secara pesat dan merata, kuil tersebut adalah tempat pemujaan api. Diantaranya adalah kuil api abadi yang padam saat Nabi Muhammad Lahir.