• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Ibu sebagai Madrasah Pertama

Ibu sebagai Madrasah Pertama
foto: ilustrasi (nu online)
foto: ilustrasi (nu online)

    
Perempuan merupakan makhluk hidup yang paling mulia yang harus kita hormati dan dijaga kehormatannya. Apalagi perempuan bukan sosok yang rapuh, mereka yang lahir di bumi semuanya adalah perempuan tangguh. Bahkan laki-laki yang paling kuat di dunia ini berasal dari rahim perempuan.

 

Makhluk hidup yang bernama ibu adalah sosok malaikat yang wajib kita jaga dan hormati sampai hembusan nafas terakhir. bahkan tak ada yang bisa melebihi cinta atau kasih sayang sosok ibu terhadap anak dan tak akan mampu seorang anak membalas apa yang sudah ibu berikan kepadanya, karena malaikat yang bersosok ibu adalah perempuan paling hebat yang pernah melahirkan kita sampai ke dunia ini.

 

Seorang ibu adalah sosok yang selalu menjadi contoh bagi anak-anaknya, entah itu anak laki-laki ataupun perempuan. Sebenarnya anak adalah cerminan dari orang tua, lantas sosok ibu adalah tempat madrasah pertama untuk seorang anak.

 

Kenapa julukan madrasah pertama jatuh pada seorang ibu?


Menurut bahasa arab, madrasah adalah sekolah, sedangkan sekolah pertama kali dalam kehidupan yaitu ada di rumah yang mana pendidikan pertama diberikan oleh orang tua, khususnya seorang ibu. Hal tersebut bisa terjadi karena selama di kandungan ibu, secara tidak langsung ibu telah mengajarkan buah hatinya tentang cinta, kasih sayang, dan sebagainya.

 

Dengan perkembangan zaman yang semakin maju, terknologi mempunyai keunggulan dapat mencerdaskan otak seorang bayi di dalam kandungan, melalui alat yang ditempelkan di perut seorang ibu. Alat yang dimaksud adalah babyplus.

 

Bahkan beberapa orang tua selalu mengharapkan anak-anaknya pintar, lalu mampu tumbuh dan berkembang dari berbagai macam aspek seperti emosional, kecerdasan spiritual, atau lainnya. Namun seorang anak memiliki kemampuan yang berbeda dengan satu sama lain dan tidak serta merta semuanya sama. Tentunya sebagai orang tua jangan membandingkan antara anak ini dengan anak lainnya, hal tersebut akan memberikan dampak yang buruk.

 

Suatu kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak adalah nasehat serta arahan dari sosok orang tua, khususnya seorang ibu. Sosok perempuan yang bekerja sebagai ibu rumah tanggga, pastinya memiliki waktu luang di rumah untuk anak. Dan anak akan merasa lebih dekat dengan sang ibu, kemudian kewajiban seorang ibu adalah mengajarkan kebaikan kepada sang anak.

 

Menjadi sosok seorang ibu selalu menginginkan sang anak mampu lebih baik dari orang tuanya, entah dari segi pendidikan maupun spiritual atau yang lain.

 

Mengapa perempuan harus berpendidikan?

 

Seorang ibu adalah tempat madrasah pertama kali untuk sang anak, oleh karena itu membutuhkan keterampilan dan sifat yang mampu membentuk kecerdasan. Hal tersebut dapat diperoleh dari sifat perempuan ketika ingin menjadi sang ibu.

 

Sosok seorang ibu akan terlihat pada diri seorang perempuan ketika dia mengambil pilihan untuk berumah tangga. Sejatinya perempuan sudah memiliki sifat keibuan karena pada dasarnya mereka meniru sosok ibu.

 

Berbagai macam cara untuk bisa mendapatkan keterampilan dalam mengajar anak, beberapa perempuan mampu mencapai bangku pendidikan yang tinggi supaya bisa memberikan pendidikan untuk anaknya dengan benar. Seorang perempuan yang memiliki pendidikan luas tentunya mempunyai pemikiran dan cara pandang yang beda.

 

Perempuan yang berpendidikan mempunyai tujuan utama yaitu mampu memberikan pendidikan untuk sang anak, bahkan ada pepatah berkata 'anak yang cerdas lahir dari rahim ibu yang cerdas'. Hal tersebut sudah menjadi tolok ukur bahwa kecerdasan sosok perempuan sangat berpengaruh pada keturunan yang akan dilahirkan.

 

Beberapa perempuan yang berpendidikan malah memilih untuk berdiam diri di rumah dan tidak melakukan pekerjaan untuk mendampingi anak dalam setiap waktu. Hal itu sudah menjadi pilihan perempuan yang memiliki rasa bahwasannya tanggung jawab dari pribadi atau hatinya sendiri sebagai sang ibu.

 

Seorang perempuan yang menempuh pendidikan, sebenarnya bukan perempuan yang ingin sukses dengan sendirinya. Namun perempuan yang berpendidikan tinggi memiliki tujuan untuk memberikan masa depan yang cerah bagi sang anak. Bahkan sebagian perempuan yang sudah menjadi ibu malah memilih untuk bekerja. Makna bekerja dalam hal ini adalah untuk memperbaiki ekonomi keluarga, atau yang sering disebut dengan wanita karir.

 

Menjadi sosok wanita karir, seorang ibu harus mampu bertanggung jawab ganda, yaitu menjadi pengasuh anak dan pekerja. Tugas yang harus dilaksanakan wanita karir salah satunya adalah membuat sang anak selalu merasa dekat dengan dirinya dan merasakan hawa kasih sayang yang begitu hangat dari dirinya. Namun jadwal waktu yang sangat baik dibutuhkan oleh seorang wanita karier.

 

Tugas Sang Ibu adalah Mencerdaskan

 

Saat berada di kandungan, sang ibu secara tidak langsung telah mengajarkan calon buah hatinya dalam aspek membangun kecerdasan. Makna mencerdasakan yang dimaksud adalah mengajarkan aspek-aspek kebaikan kepada sang anak.

 

Strategi pembelajaran yang diberikan secara langsung oleh sang ibu adalah kasih sayang yang begitu lembut sehingga mampu dipahami oleh sang anak, contohnya selalu menemani sang anak ketika belajar. Bukan sekedar itu saja, tapi intuisi sang anak pada ibu akan lebih terasa.

 

Lantas, bagaiamana sosok seorang wanita karier dalam mencerdaskan sang anak?

 

Insting sosok ibu pasti dimiliki oleh semua perempuan, hal itu membuat perempuan merasakan sosok ibu yang baik untuk sang anak. salah satunya memfasilitasi kelas kursus yang menjadi minat sang anak atau menemani sang anak saat belajar, setelah pulang kerja. Hal itu akan meningkatkan kecerdasan sang, sekaligus kita mampu mengamati tumbuh dan perkembangan anak.

 

Apa itu Dewasa dan Mendewasakan?

 

Dalam hal ini usia bukan tolok ukur dewasa. Bahkan usia dalam pernikahan bukan menjadi tendesi orang itu sudah dewasa atau belum. Jika dilihat dari segi emosional, ketika laki-laki dan perempuan memiliki usia yang sama maka akan terlihat lebih dewasa yang perempuan. Mengapa demikian? Karena cara pandang dan intuisi perempuan sebagai seorang ibu memiliki hati seperti sutra hal inilah yang membuat perempuan dewasa.

 

Perempuan memiliki kadar emosional yang begitu tinggi, tetapi perempuan juga memiliki kebesaran hati atau kesabaran yang tinggi sehingga emosinya mudah reda. Hal inilah yang menjadikan perempuan itu istimewa.

 

Bahwasannya sebagai perempuan khususnya ibu adalah gambaran yang paling ideal untuk ditiru dari berbagai macam aspek. Sebagian laki-laki berpendapat bahwa seorang ibu wajib menjadi sosok yang harus dicintai dan dijaga. Hal yang paling penting adalah menghormati perempuan sama halnya kita memuliakan sang ibu.

 

 

Rahmad Ade Putra, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang


Opini Terbaru