• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Opini

NU Hadir untuk Wujudkan Kemaslahatan Umat

NU Hadir untuk Wujudkan Kemaslahatan Umat
foto: ilustrasi
foto: ilustrasi

 

Dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, kita dapat memperingati hari lahir (Harlah) ke-98 NU menurut hitungan tahun Hijriah, pada tanggal 16 Rajab 1442 H ini. Bulan Rajab termasuk bulan yang dimuliakan selain Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, dan Muharam. NU dilahirkan pada 16 Rajab 1344 Hijriah. Insyaallah para pemimpin dan pengikutnya dapat mulia dunia akhirat, Amin.

 

Memperingati Harlah NU berarti kita membuka kembali lembaran sejarah yang ditulis dengan tinta emas oleh para Auliya dan Ulama pendiri NU dalam menyebarluaskan kebaikan dan kebahagiaan kepada seluruh alam semesta ini. Karena misi ulama adalah meneruskan risalah yang diterima dan diperjuangkan oleh Nabi Muhammad SAW guna mengeluarkan manusia dari alam kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.

 

Tujuan NU yang pokok adalah terwujudnya kemaslahatan umat, untuk kebaikan, memurnikan faham ajaran Islam sebagai pedoman ibadah kepada Allah SWT, yakni faham ahlussunnah wal jamaah, mencerdaskan ummat secara mandiri, dan menjalankan usaha memperoleh rizqi yang halal.

 

Adapun maksud berdirinya NU adalah : (1) Para ulama hendak merukunkan umat Islam, (2) Para ulama hendak memurnikan syari'at Islam, ahlussunnah wal jamaah, (3) Para ulama berkehendak supaya bangsa kita dapat merdeka, (4) Para ulama merasa bertanggung jawab atas dunia Islam sebagai kasih sayang terhadap segenap alam.

 

Permasalahan yang dihadapi dunia Islam saat menjelang kelahiran NU di antaranya adalah: (1) Munculnya gerakan anti madzhab di Saudi Arabia, yang ditandai dengan upaya mengambil hukum langsung dari Al-Qur'an danahsdits, (2) Mereka ingin melakukan pembaharuan Islam, (3) Mereka ingin memodernisasi Islam. 

 

Gerakan tersebut juga telah merambah dan dirasakan di tanah air, sehingga para ulama ahlussunnah wal jamaah merasa perihatin, karena faham ahlussunnah wal jamaah yang benar adalah : (1) Orang Islam tidak bisa dilepaskan dari madzhab, sebab dikhawatirkan orang yang belum cukup ilmunya senang mengambil hukum sendiri-sendiri dari Al-Qur'an dan hadits, kemudian menafsirkannya sesuai kehendaknya sendiri. (2) Agama Islam adalah agama yang sempurna, dan (3) Syari'at Islam berlaku sepanjang zaman dan tempat.

 

Sebagai penganut ulama ahlussunnah wal jamaah, kita tidak perlu pesimis, kita harus optimis. Bukan kita yang akan menjaga Islam ahlussunnah wal jamaah, melainkan Allah SWT lah yang menjaganya. Kita sekedar berikhtiar dan berdoa. Untuk itu berkhidmat kepada NU sebagai organisasi Islam ahlussunnah wal jamaah hendaknya dengan niat yang baik, mentaati peraturan yang berlaku, dan dengan suka rela sebagai bagian dari ibadah mu'amalah. 

 

Dengan niat dan ikhtiar yang baik tersebut Insyaallah diri kita akan dilindungi, diperbaiki, dan diberkahi oleh Allah SWT berkat syafa'at Baginda Nabi Muhammad SAW, karamah para Auliya, dan barakah ilmu para ulama, amin. Karena itu mengikuti kepemimpinan ulama adalah kewajiban bagi kita bersama selaku warga NU.

 

Hadratus Syekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari pernah menegaskan, "Wahai anakku semua (warga NU), supaya bisa meniru perjuangannya Nabi Muhammad SAW menyebarkan agamanya Allah Ta'ala, supaya bisa diterapkan di dalam Jamiyah NU.

 

Dalam suatu riwayat pernah disebutkan, Nabi Muhammad SAW pernah dikasih tau oleh pamannya, Abu Tholib bahwa orang Kafir Quraisy sepakat membujuk akan memberikan kepada Nabi Muhammad SAW dengan harta kekayaan, wanita yang cantik, dan kekuasaan, agar menghentikan dakwahnya, namun Nabi Muhammad SAW tegas menolaknya. "Jika mereka mampu meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tetap berdakwah".

 

Keteguhan hati dalam memegang prinsip dakwah menjadi modal dasar utama dalam berkhidmat Jamiyah NU kepada masyarakat. Di samping itu adanya ukhuwah nahdliyah, ketaatan warga kepada ulama, dan orientasi kemaslahatan umum dalam kepemimpinan, akan menjadikan NU semakin bermanfaat dan barokah. Wallahu a'lam.

 

 

Mohamad Muzamil, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, tinggal di Demak


Opini Terbaru