• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 11 Mei 2024

Opini

Harapan sebagai Motivasi Hidup

Harapan sebagai Motivasi Hidup
foto: Ilustrasi (nu online)
foto: Ilustrasi (nu online)

Harapan bak lentera yang butuh minyak agar bisa menyala sepanjang masa. Harapan menjadi angin di tengah kehampaan dalam ruangan tanpa udara. Harapan menjadi motivasi di tengah kegalauan yang tak bertepi. Harapan juga menjadi secercah sinar menuju kemuliaan kehidupan. 

 

Harapan akan menjadi fatamorgana tatkala Anda tidak bergerak. Harapan hanya sebatas retorika di bibir jika tidak diimbangi dengan aksi yang terstruktur dan massif. Harapan hanya menjadi untaian kata – kata ketika tidak dibalut dengan semangat perubahan.

 

Harapan adanya panas di tengah musim penghujan, itu boleh–boleh saja. Harapan turunnya hujan di tengah terik matahari juga boleh–boleh saja. Harapan memang tidak dituntut harus yang realis. Tapi dengan harapan, diharapkan orang mau melakukan sesuatu di tengah suasana penuh berharap. 

 

Bagi orang yang beriman harapan terbesar hidup ini adalah mencari ridlo Ilahi. Dengan ridlo Ilahi diharapkannya dapat mengantar mereka menuju surga dan bertemu dengan-Nya. Mengharap ridlo Ilahi bukan perkara mudah dalam hidup ini. Lihat saja perjuangan para kaum sufi untuk terhindar dari harapan duniawai. Mereka uzlah, mereka menepi dari ramainya dunia ini.

 

Mereka juga perlu meditasi dalam membongkar langkah–langkah ridlo Ilahi. Ada yang menari, ada yang semedi, ada pula rilek tapi pasti dalam saat bercengkrama dengan Ilahi di sepertiga malam hari. 

 

Harapan sudah waktunya dituangkan catatan kehidupan. Harapan juga bagian dari doa- doa guna memotivasi dalam berkarya. Dengan harapan, para manusia akan terpacu untuk lebih baik dari waktu ke waktu. Mereka tidak lagi patah semangat hanya gara–gara seuatu yang belum di dapat. 

 

Harapan dapat sedikit mengisnpirasi manusia untuk bisa menegakkan kepala di tengah kegalauan yang mendera. Putus asa dapat menjadi biang manakala diratapi setiap waktu. Putus asa hanya akan menjadi imun negatif di tengah ratapan hati. Selain itu, sikap putus asa justru akan menghambat langkahmu dalam berkreasi dan berinovasi. 

 

Harapanmu adalah kekayaanmu. Maka rawatlah harapanmu dengan siraman–siraman yang nyata walaupun dengan selangkah demi selangkah. Karena dengan begitu jauh lebih baik dari pada menunggu dari waktu ke waktu. Banyak orang bahagia dalam hidup ini dengan tindakan–tindakan kecil tapi istiqamah. Ibarat kata, satu hari satu lembar dalam mengaji atau one day one thausen dalam bersedekah. 

 

Betapa ruginya jika hidup ini tidak memiliki harapan. Hidup akan terasa hampa, langkahpun jadi tanpa irama. Apalagi untuk menjadikan hidup lebih bermakna. Harapan itu bak permata dalam kehidupan. Semakin diasah semakin bercahaya. Begitu pula dengan harapan. Harapan  bila disikapi dengan optimis dan realis Insyaallah akan berbuah manis. Tapi jika harapan disakapi dengan pesimis dan apatis bukan tidak mustahil harapan akan menjadi penyakit yang kronis.

 

Harapan memang harus dibuktikan walau peluangnya seperseratus sekian. Karena dengan harapan kepahitan bisa menjadi pelecut kemajuan. Setitik demi setitik, pintu harapan kian terbuka di tengah himpitan. Itulah harapan terkadang dibutuhkan tekad dan keberanian guna memawarnai harapan. 

 

Setiap orang mempunyai harapan. Dengan harapan, orang–orang bisa berinovasi dan memberi inspirasi bagi mereka yang terbelenggu frustasi. Frustasi adalah penyakit hati yang dapat membunuh jiwa kresasi. Frustasi harus dilawan dengan semangat harapan. Frustasi harus disingkirkan karena frustasi hanya akan menjadi narasi–narasi yang tidak elok untuk berbagi. 


 

Lek Basyid Tralala, mantan Pengurus PC IPNU Kendal saat ini Pengurus MWCNU Kaliwungu Selatan, Kendal


Opini Terbaru