• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 15 Mei 2024

Opini

Bung Has yang Saya Kenal, Guru dan Sekaligus Sahabat Sejati (1)

Bung Has yang Saya Kenal, Guru dan Sekaligus Sahabat Sejati (1)
Almarhum KH Hasanuddin (Foto: Istimewa)
Almarhum KH Hasanuddin (Foto: Istimewa)

Tahun 1997 merupakan langkah awal saya memulai karir di dunia radio, yakni di Rasika FM yang beralamat di Jalan Semangka no 7, Ungaran Kabupaten Semarang dengan direktur utamanya adalah H Hasanuddin.

 

Meski tawaran pekerjaan untuk bergabung ke radio yang sahamnya dimiliki Mursyid Thariqah Qadiriyah wan Nasabandiyah Al-Usmaniyah KH Asrori Al-Ishaqi RA sempat saya tolak. Butuh waktu sekitar 1 minggu untuk menerima tawaran meniti karir di dunia radio yang bagi saya sangatlah asing.

 

Namun Bung Has, panggilan akrabnya tak putus asa untuk mengajak saya. Akhirnya atas persetujuan istri, saya memulai bekerja ke radio yang bermarkas di belakang Pasar Bandarjo Ungaran. 

 

Tidak kurang dari 3 tahun saya menggeluti dunia radio yang juga memiliki jejaring di Kendal Citra FM, Pekalongan Rasika FM (dulu Amarta Sakti), dan Tegal Radio Swara Slawi Ayu (RSA).

 

Banyak ilmu yang saya dapatkan tentang keradioan, pengelolaan dan siaran dari Mas Has (saya biasa memanggilnya) . Selain itu, di Rasika pula saya mulai banyak mengenal pemberitaan di radio. Bahkan secara khusus Rasika FM menghadirkan tutor dari RRI Semarang untuk mengajari kru Rasika termasuk saya belajar banyak tentang kejurnalistikan khususnya radio.

 

Sebagai pimpinan, Mas Has tidak memposisikan dirinya sebagai direktur, akan tetapi lebih banyak sebagai teman sejawat yang asyik untuk berdiskusi dalam segala hal. Ya tentang radio maupun kegiatan-kegiatan lainnya.  

 

Di Rasika pula saya mulai mengenal apa itu thariqah. Meski di Rasika Grup bukan bergenre radio dakwah, akan tetapi setiap hari pagi dan sore bisa kita simak dan dengar pengajian yang sangat khas dari Romo Yai Asrori yang bermarkas di Kedinding Lor, Surabaya bisa kita nikmati hanya di radio rasika grup. Pengajian rutin berdurasi 30 menitan itu ternyata hasil rekaman dawuh-dawuh Kiai Asrori pada pengajian rutin bulan yang dihelat setiap minggu kedua di Pesantren Assalafi di Kedinding Lor yang secara rutin dihadiri puluhan
ribuan jamaah atau muridin dari berbagai daerah.

 

Di Rasika pula setiap pekan saya dikenalkan dengan kegiatan istighotsah, kemudian khususi bagi para jamaah yang sudah berbaiat ke Thariqah Qadiriyah wan Naqsabandiyah Al-Utsmaniyah, dan kegiatan rutin lainnya seperti mengikuti pengajian minggu kedua ke Surabaya rombongan beberapa bis yang dikoordinir
Radio Rasika, juga kegiatan-kegiatan lainnya seperti Haflah Dzikir, Maulidurrasul, dan Haul Akbar baik yang dihelat di Jawa Tengah maupun di Kedinding Lor Surabaya.

 

Atas peran dan sentuhan Mas Has saya biasa memanggilnya, secara bertahap saya larut dengan keasyikan aktivitas para jamaah yang dikemudian hari berhimpun dalam satu wadah bernama 'Jamaah Al-Khidmah'. Selama bekerja di Rasika FM saya menempati pos yang berganti-ganti, tidak lain oleh pimpinan saya diperkenalkan dengan beberapa divisi yang ada di lingkungan radio. Sementara di luar saya bersama kru Rasika FM sering menggelar siaran langsung Haflah Dzikir, Maulidurrasul, dan Haul Akbar di Masjid Baiturrahman Simpang Lima Semarang. Bahkan, saya dalam satu kesempatan pernah dipercaya sebagai ketua panitianya.


Pindah ke Pekalongan

Selama 3 tahun bergelut dengan dunia radio di Rasika FM, 3 tahun pula saya mendapat gemblengan secara khusus dari santri kinasih Kiai Asrori yakni Mas Has baik berkecimpung dalam pengelolaan radio yang yang prefesional dan dalam mengelola Jamaah Al-Khidmah bersama almaghfurlah KH Zaenuri Abdul Qohar. Banyak kesan yang mendalam saya peroleh selama di Rasika FM, yakni mengenal lebih dekat sosok Mursyid thariqah Romo KH Asrori Al-Ishaqi. 

 

Dalam setiap kesempatan Kiai Asrori hadir di Jawa Tengah, beliau selalu sempatkan hadir ke Rasika FM yang sekaligus sebagai homebase beliau dan tamu rombongan. Saya diperkenalkan dengan beliau dan selalu diajak dekat dengan beliau oleh Mas Has baik saat di Jawa Tengah, maupun dalam kesempatan hadir di Majelis bulanan atau puncak acara Haflah Dzikir, Maulidurrasul, dan Haul Akbar di Kedinding Lor Surabaya berkesempatan saya bertemu dengan sosok yang saya idolakan di rumah pribadinya di belakang masjid.

 

Suatu saat saya diminta menghadap Mas Has untuk berdiskusi berbagai hal tentang radio termasuk kondisi terakhir beberapa radio grup baik dari sisi manajemen maupun prospek ke depannya. Baginya, lahirnya radio-radio baru setelah orde baru tumbang menjadi kekawatiran Mas Has. Pasalnya, Persatuan
Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) yang menjadi satu-satunya wadah tidak lagi menjadi tempat bernaung, selain masalah frekwensi, masalah periklanan juga menjadi perhatian serius bagi radio di Rasika Grup.

 

Maka, saya diberi mandat untuk hijrah ke Kota Pekalongan bersama Direktur Amarta Sakti H Muhtarul Fuad (Cak Fuad) untuk mengelola Radio Amarta yang bermarkas di Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Bahkan masih mendapat tugas baru di Radio Slawi Ayu (RSA) yang bermarkas di selatan Pasar Banjaran, Adiwerna Kabupaten Tegal. Alhasil saya pun menjalaninya menjadi Station Manager di dua radio sekaligus.

 

Di Kota Pekalongan, saya jalani bersama istri dan anak untuk mengabdi secara total bagaimana memajukan radio baik program siaran maupun iklan-iklannya sebagai penopang operasional.

 

Namun naluri sebagai aktivis di Nahdlatul Ulama, di mana sebelum bergabung di Rasika FM saya sudah berkecimpung di Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah tahun 1995 sebagai salah satu wakil sekretaris organisasi pemuda NU yang bermarkas di Jalan dr Cipto 180 Semarang. Maka, setelah berinteraksi dengan jajaran Pengurus Cabang NU Kota Pekalongan, tahun 2003 saya diminta menjadi Wakil Sekretaris PCNU Kota Pekalongan.

 

Sementara di Radio Amarta mencoba eksis dengan menggelar kegiatan off air yakni melakukan siaran langsung pembukaan Muktamar Thariqah Jatman yang berlangsung di Lapangan Mataram. Peringatan Haul Sayyidatina Siti Khodijah di Lapangan Mataram Kota Pekalongan yang dihadiri Romo Yai Asrori Al-Ishaqi, dan puluhan kegiatan lainnya. 

 

Pada tahun 2003, saya memutuskan mengundurkan diri dari manajemen Radio RSA dan hal yang sama pada tahun 2006 di Amarta FM saya juga resign dari Amarta dan Rasika Grup.

 

 

Much Ngisom Al-Barony, Redaktur NU Online dan Pimpinan Redaksi NU Online Jateng, tinggal di Kota Pekalongan, Jawa Tengah
 


Opini Terbaru