• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 30 April 2024

Opini

5 Cara Dukung UMKM di Tengah Pandemi

5 Cara Dukung UMKM di Tengah Pandemi
sektor UMKM juga terdampak Covid-19 (Foto: Ilustrasi/suarasurabaya.net)
sektor UMKM juga terdampak Covid-19 (Foto: Ilustrasi/suarasurabaya.net)

Dua bulan lagi genap satu tahun warga dunia kedatangan tamu tak diundang yakni virus covid-19 bila merujuk kasus pertama yang ditemukan di Provinsi Wuhan Tiongkok. 

 

Di Indonesia sendiri wabah global ini mulai merebak sejak 8 bulan yang lalu, diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada 3 Maret 2020 setelah dua warga Depok ibu dan anak dinyatakan positif covid-19. Langkah tracking masih dilakuan oleh pemerintah setelahnya, dan sampai per 31 Oktober 2020 kasus positif Covid-19 sudah mencapai angka 410.088 kasus berdasarkan data dari situs resmi Kementerian Kesehatan RI www.kemkes.go.id

 

Semua negara di dunia ekonominya terpukul dengan adanya pandemi global ini karena mau tidak mau pemerintah setempat harus mengambil keputusan melakukan lockdown yang tentu akan berdampak langsung pada sektor pariwisata, distribusi barang, ekspor dan impor, dan kegiatan ekonomi lainnya. Di indonesia pemerintah RI mengambil langkah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di wilayah-wilayah yang masuk kategori zona merah, sedang di daerah dengan zona kuning dan hijau penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat diberlakukan dengan cara melarang kerumunan, wajib memakai masker, dan himbauan cuci tangan dengan memakai sabun atau hand sanitzer.

 

Bagi para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) pandemi ini menjadi ujian yang sangat berat. Di satu sisi harus mematuhi himbauan Pemerintah di bawah pengawasan satgas penanganan covid-19 di wilayah untuk mematuhi protokol kesehatan dan WFH (work from home), di sisi lain mereka para pejuang keluarga yang bertebaran di luar rumah ini harus tetap memutar roda perekonomian agar dapur tetap ngebul. Gesekan antara aparat penegak aturan dan masyarakat pelaku UMKM yang kebanyakan pedagang ini pun tak terelakkan. Pemberitaan tentang para penjaja makanan dan pakaian pinggir jalan yang ribut dengan penegak disiplin Satuan Polisi Pamong Praja menghiasi media masa hampir setiap hari.

 

Di sini penulis mencoba untuk objektif dengan tidak memihak kepada masyarakat yang enggan mengikuti himbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan atau para satgas covid-19 penegak disiplin sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona ini. Penulis hanya menganalisa dengan kacamata seorang observer tentang apa yang terjadi di lapangan kemudian mengelaborasi dan akhirnya penulis menemukan 5 cara bagaimana kita bisa mendukung UMKM sekaligus mendukung program pemerintah untuk mencegah semakin meluasnya wabah corona ini. Berikut adalah 5 hal yang bisa kita semua lakukan:

 

1. Membagi tempat belanja, bila biasanya kita punya satu warung atau toko langganan karena mempertimbangkan beberapa hal seperti rasa, harga, dan pelayanan. Alangkah lebih baik di masa pandemi ini kita kesampingkan hal-hal tersebut terlebih dahulu. Ekonomi yang melesu sangat memukul para pedagang kecil. Meskipun tidak membantu secara mutlak tapi dengan membagi tempat belanja kita pasti turut andil membantu peredaran uang lebih merata agar para pelaku usaha mikro bisa tetap bertahan. Kita membelanjakan uang Rp10.000 saja di tempat yang berbeda itu akan sangat membantu karena banyak pedagang yang omsetnya tidak lebih dari Rp50.000 per harinya. Kita bisa menganalisa sendiri toko atau warung mana yang layak menerima uang belanja kita.

 

2. Beli langsung pulang, sekiranya urusan memilih barang dan pembayaran sudah  beres, sebaiknya kita langsung pulang saja. Bila semakin banyak orang yang melakukan hal ini tentu kerumunan akan semakin berkurang. 

 

3. Utamakan membeli produk lokal, semua sektor usaha memang terdampak, namun yang paling terdampak adalah para pelaku usaha yang memproduksi atau menjual produk lokal karena pada umumnya usaha mereka masih kecil dan minim di permodalan. Dengan mengutamakan membeli produk lokal pastinya kita membantu roda ekonomi tetap berjalan sebab mulai bahan baku, tenaga kerja, dan lain-lain pastilah berasal dari lokal.

 

4. Mematuhi protokol kesehatan saat di warung, alasan banyak PKL dibubarkan oleh aparat adalah karena terjadi kerumunan dan para pengunjung yang tidak mau memakai masker. Bila semua pengunjung mau menjaga jarak dan memakai masker pastinya para penegak disiplin punya kebijaksanaan untuk tidak memaksa bubar.

 

5. Tidak boros, dengan menghemat belanja hal-hal yang tidak perlu misalnya bahan makanan kita tutut membantu mencegah terjadinya kelangkaan barang yang berimplikasi pada kenaikan barang-barang di pasaran.

 

Itulah 5 hal mudah yang bisa kita lakukan sebagai wujud kepedulian kita berkontribusi menghadapi pandemi ini. Semoga wabah ini segera berakhir dan kita bisa hidup normal seperti sebelumnya.

 


Ayu Wulandari, Mahasiswa KKN MDR Baraka Institut Pesantren Matholi’ul Falah Purworejo Jawa Tengah


Opini Terbaru