• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Obituari

KH Hanif Muslih, dari Murid KH Muslih hingga Syekh Yasin Al-Fadani

KH Hanif Muslih, dari Murid KH Muslih hingga Syekh Yasin Al-Fadani
Dari kiri: KH Ahmad Baedlowie Syamsuri Brabo, KH Hanif Muslih, Syekh Yasin bin Isa Al-Fadani, Makkah, KH Abdul Muhit Abdul Fatah, Robayan Jepara (Foto: Facebook Muhammad Hanif Muslih)
Dari kiri: KH Ahmad Baedlowie Syamsuri Brabo, KH Hanif Muslih, Syekh Yasin bin Isa Al-Fadani, Makkah, KH Abdul Muhit Abdul Fatah, Robayan Jepara (Foto: Facebook Muhammad Hanif Muslih)

Demak, NU Online Jateng

Berpulangnya Pengasuh Pesantren Futuhiyah, Mranggen, Demak KH Muhammad Hanif Muslih pada Kamis, (10/12) meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besar Pesantren/Yayasan Futuhiyah, para murid tarekat, dan masyarakat di Jawa Tengah pada umumnya.

 

Setelah diberitakan kepulangan ulama kharismatik yang juga mursyid tarekat Qadiriyah wan Naqsyabandiyah ini, suara pengeras suara di masjid kompleks pesantren setempat terus menerus terdengar alunan dzikir dan bacaan Al-Qur'an oleh para santri dan para pentakziyah. 

 

Menurut adik sepupu almarhum, Prof KH Abdul Hadi Muthohar, KH Hanif merupakan putra Kiai Muslih bin Abdurrahman yang lahir pada Desember 1955 atau tepat 65 tahun silam dalam hitungan kalender masehi.

 

"Ia dibesarkan dan dididik oleh ayahnya sendiri KH Muslih, pamannya KH Ahmad Muthohar serta para masyayikh senior Pesantren Futuhiyah mulai dari kecil sampai tingkatan aliyah," tuturnya kepada NU Online Jateng saat ditemui di rumah duka.

 

Baca: Innalillahi, Pengasuh Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Kiai Hanif Muslih Wafat

 

Menurut salah satu teman dekat almarhum yang hadir di rumah duka, KH Hanief Ismail menyatakan bahwa Kiai Hanif Muslih merupakan sahabat seangkatannya di Universitas Madinah. Menurutnya, Kiai Hanif pada tahun 1974 belajar kepada Syekh Yasin bin Isa al-Fadani di Darul Ulum, Makkah al-Mukarramah selama empat tahun, kemudian melanjutkan studinya di Al-Jami'ah Al-Islamiyah Madinah (Universitas Islam Madinah) pada Fakultas Lughah (bahasa) selama empat tahun. 

 

"Kalau saya di Fakultas Dakwah wa Ushuludin, beliau di Fakultas Lughah. Bahkan Syekh Yasin itu kalau ke Indonesia tidak pernah meninggalkan berkunjung ke Mranggen. Kiai Muslih menjadi orang dekatnya Syekh Yasin. Kiai Hanif juga menjadi murid Syekh Yasin tahun 1974-1978 kemudian di Madinah 1978-1982," lanjut Rais NU Kota Semarang ini.

 

Sementara itu, setelah pulang ke Mranggen, Kiai Hanif Muslih baiat tarekat Qadiriyah wan Naqsyabandiyah kepada kakaknya sendiri KH Luthfi Hakim. Berikutnya, Kiai Hanif diangkat sebagai khalifah oleh KH Ahmad Muthohar. Secara otomatis, apabila mursyid sebelumnya meninggal, maka khalifah naik menjadi mursyid. Kiai Hanif menjadi mursyid tarekat pada tahun 2005 selepas KH Ahmad Muthohar meninggal.

 

Kiai Hanif mengambil sanad tarekat Qadiriyah wan Naqsyabandiyah dari jalur KH Ahmad Muthohar, dari KH Muslih, dari KH Abdul Lathif Banten, dari Kiai Abdurrahman Menur Mranggen, dari KH Ibrahim Brumbung, Mranggen, dari KH Asnawi Banten, dari Syekh Abdul Karim Banten, dari Syekh Ahmad Khotib Sambas yang waktu itu mengajar di Haramain. Syekh Abdul Karim ini satu angkatan dengan Syekh Tholhah Cirebon. Syekh Tholhah ini yang nantinya ke Suryalaya, menjadi gurunya Abah Anom yang menjadi penghubung dengan Syekh Ahmad Khotib Sambas. 

 

Baca: Kiai Hanif Muslih, Berkhidmah di NU Mulai dari Bawah

 

Almarhum mempunyai 13 buku yang telah diterbitkan, di antaranya adalah Kesahihan Tahlil, Kesahihan Qunut, Bid'ah Membawa Berkah, Dalil Dzikir Bersama, dan yang terakhir adalah Biografi KH Muslih.

 

KH Hanif Muslih meninggalkan empat orang putra, Milla Hasna, Ahmad Faizurrahman, Muhammad Husni Faruq, dan Muhammad Aufa serta santri yang berjumlah sekitar 5.500 orang yang berada di bawah naungan Pesantren, TK, MI, SMP, MTs, MA, SMA, SMK, dan Ma'had Aly Futuhiyah. 

 

Penulis: Ahmad Mundzir
Editor: Ahmad Hanan


Obituari Terbaru