
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (tengah) di acara Naharul Ijtima RMINU Jateng di Kendal (Foto: NU Online Jateng/Zulfa)
Muhammad Zulfa
Kontributor
Kendal, NU Online Jateng
Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Tengah menggelar pertemuan yang dikemas dalam acara 'Naharul Ijtima' di Pesantren salaf APIK Kauman Kaliwungu, Kendal mengangkat tema 'Penguatan Ideologi Aswaja Melalui Madin NU' pada Selasa (25/10/2022).
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyebut, ahlussunnah wal jamaah memang untuk dunia. Ajaran yang fleksibel terhadap perkembangan masa, sehingga di masa mendatang mampu melahirkan pemimpin dunia.
“PBNU sedang memfokuskan pada kiprah NU di mata dunia. Untuk menyongsong masa depan, maka pesantren dan madrasah diniyah jangan sampai ketinggalan,” ucapnya.
Disampaikan, tradisi dan ideologi aswaja harus tertanam sejak dini. "Ini dimulai dengan kemampuan menulis arab pegon dan membaca kitab kuning mulai ditumbuhkan sejak masuk bangku Madin," terangnya.
Direktur Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren Kemenag RI Prof Abdul Ghafur menyampaikan, NU harus terus menguatkan tradisi keilmuan dan teknologi. Karena kedua hal ini sekarang sudah menjadi hal yang sangat mendasar.
"Kalau pendidikan dasar yaitu Madin sudah kuat maka perlu dilanjutkan ke jenjang berikutnya bisa ke pendidikan diniyah formal hingga ke Ma’had Aly," ungkapnya.
Ketua Majelis Masyayikh KH Abdul Ghoffar Rozin mengatakan, kaderisasi aswaja dimulai dari madrasah diniyah sebagai gerbang masuk pondok pesantren. Oleh karena itu pesantren harus mandiri dalam tradisi, politik, dan ekonomi. Dalam hal keilmuan sudah tak perlu diragukan lagi kapasitas alumni pesantren.
“Majelis Masyayikh bertugas melayani pesantren-pesantren NU. Ke depan alumni pesantren tambah baik, pesantrennya juga tambah bagus serta semuanya tambah baik,” ujarnya.
Dikatakan, madrasah diniyah yang saat ini pengelolaannya di bawah RMINU didirikan dan diinisiasi masyarakat. Alumni madin disiapkan untuk masuk ke jenjang selanjutnya yaitu pesantren. RMINU Jateng telah menyosialisasikan Pedoman Madin NU dan Buku Aswaja untuk tingkat ula/awwaliyyah dalam 4 jilid.
"Untuk jenjang 6 tahun dimulai kelas 3 sedangkan untuk jenjang 4 tahun mulai kelas 1. Ada 36 cabang sudah memahami arah gerak untuk bersama-sama memajukan pendidikan diniyah. Buku ini memiliki pendekatan fikrah, amaliah, dan harakah yang telah disesuaikan dengan perkembangan zaman," terangnya.
Kegiatan naharul ijtima diprakarsai RMINU Jateng dihadiri Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh, rais dan ketua, ketua RMI PCNU se-Jateng dan koordinator bidang Madin, serta guru madin di Kendal untuk bersama-sama menguatkan persepsi agar memiliki perspektif sama dalam pengelolaan Madin NU.
Kontributor: Muhammad Zulfa
Terpopuler
1
Jadwal Kepulangan Jamaah Haji Asal Jawa Tengah dan DIY Gelombang 2
2
5,5 Juta Antrean Berangkat Haji, BP Haji Siapkan Langkah Audit Data Antrean
3
Pitutur, Dawuh, dan Parenting ala Nyai Hj Djamilah Hamid Baidlowi
4
LESBUMI PWNU Jateng Gelar Syi’ar Muharram 1447 H: Mematri Spiritualitas, Membangun Peradaban Bangsa
5
Ketua PCNU Klaten Terpilih Rumuskan Strategi Penguatan Organisasi Pasca Konfercab XVII
6
Unwahas Siapkan Beasiswa untuk Atlet Paralayang Berprestasi
Terkini
Lihat Semua