• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Nasional

NU Jateng Minta Nahdliyin Bersiap Hadapi Krisis Pangan  

NU Jateng Minta Nahdliyin Bersiap Hadapi Krisis Pangan  
Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh (Foto: Dok NU Online Jateng)
Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh (Foto: Dok NU Online Jateng)

Semarang, NU Online Jateng
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah mengajak Nahdliyin untuk bersiap diri menghadapi krisis pangan yang diprediksi akan melanda dunia pada kurun waktu 15 sampai 20 tahun mendatang akibat pergeseran iklim.


Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan, perubahan iklim yang terjadi di kawasan Eropa dan Amerika akan memicu krisis pangan. Lahan-lahan untuk bercocok tanam  di sana terancam tidak produktif sehingga mereka akan ekspansi memburu lahan baru yang dapat menjamin kelangsungan produksi pangan.


"Kondisi ini berpotensi memicu krisis dan ketegangan politik yang tidak mustahil bisa menimbulkan perang memperebutkan lahan subur untuk ketersediaan pangan seperti yang terjadi sekarang ini di kawasan ladang minyak dan energi," kata Kiai Ubaid kepada NU Online Jateng di Semarang, Rabu (5/1).


Menurutnya, ekspansi negara adikuasa Amerika bersama sekutunya ke negara-negara penghasil minyak yang melimpah di Timur Tengah seperti Syuriah, Irak, Libya, dan sebagainya tak lepas dari ambisi untuk menguasai sumber-sumber energi.


"Perubahan iklim menjadikan aktivitas produksi pangan di wilayah teritorial negara adikuasa dan sekutunya itu sangat  terganggu. Temperatur suhu di kawasan  Eropa dan Amerika pada musim dingin minus 15 derajat celcius dan pada saat musim panas mencapai 50 derajat celcius," terangnya.


Disampaikan, kondisi ini menyebabkan gagal panen yang pada gilirannya akan pecah krisis pangan. Untuk memetik atau panen tanaman ketela misalnya, harus menunggu 18 bulan, atau kacang-kacangan yang menjadi makanan pokok di Arab harus impor dari negara Sudan Afrika.


Produktivitas komoditas itu ujarnya, belakangan ini sangat bergantung pada pupuk atau mes yang harganya sangat mahal atau tinggi sehingga selisih antara biaya produksi dan panen jomplang, petani rugi dan target ekonomi tidak tercapai.


"Wilayah nusantara yang hingga kini oleh Allah SWT dikaruniai iklim yang stabil tidak mustahil menjadi incaran mereka, bisa jadi akan menjadi kawasan krisis karena menjadi lahan perebutan komoditas pangan dunia," ucapnya.


Karena itulah warga NU mulai sekarang bersiap diri menjaga keberkahan yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Nahdliyin harus menyiapkan generasi yang mencintai dan menekuni dunia pertanian.


"Melalui lembaga pertanian NU, PWNU Jateng mengenalkan program tata kelola pertanian organik yang dapat memelihara kesuburan dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas panen," tuturnya.


Sekretaris PWNU Jateng KH Hudallah Ridwan Naim mengatakan, melalui perangkat  di PWNU Jateng yang membawahi bidang pertanian selama ini para petani di sejumlah daerah sudah mengikuti program pertanian organik.


"Hasilnya bisa dirasakan, kualitas maupun kuantitas lebih bagus dari pertanian yang mengandalkan pupuk kimiawi," pungkasnya.


Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru