• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Nasional

Imam Besar Masjid Istiqlal: Membangun Kerukunan Berbasis Masjid Ikuti Ajaran Rasulullah  

Imam Besar Masjid Istiqlal: Membangun Kerukunan Berbasis Masjid Ikuti Ajaran Rasulullah  
Prof KH Nasaruddin Umar (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)
Prof KH Nasaruddin Umar (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)

Semarang, NU Online Jateng
Masjid selain berfungsi sebagai tempat untuk menjalankan ibadah ritual juga dapat  dioptimalkan untuk memberdayakan masyarakat, termasuk membangun kerukunan masyarakat lintas agama, suku, dan bangsa.


Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof KH Nasaruddin Umar mengatakan, Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya memberikan contoh kepada kita semua dalam memberdayakan masjid untuk kemaslahatan masyarakat lintas agama, suku bangsa dan sebagainya. Masjid juga untuk ibadah ritual seperti shalat, membaca Al-Qur'an, berdoa, dan sebagainya.


"Fungsi masjid sebagai sentral ibadah ritual hanya 20 persen saja, selebihnya atau 80 persen untuk ibadah memberdayakan masyarakat," kata Prof Nasaruddin dalam Forum Kebhinekaan Pemuda Pertama 2023 (The 1st Youth Diversity Forum 2023).


Kegiatan ini diselenggarakan Center of Human Excellence and Diversive (CoHesive) atau wadah pergerakan baru sumber daya manusia (SDM) unggulan anak bangsa dalam mempertahankan NKRI menuju Indonesian jaya dan adidaya di Oak Tree Emerald Hotel Semarang, Kamis (7/9/2023).


Menurutnya, perilaku Rasulullah SAW dalam upaya membangun pondasi kerukunan bangsa bahkan dunia berbasis pada masjid  masih sangat relevan  untuk dijadikan contoh atau model oleh generasi sekarang.
 


Jika ini dilakukan lanjutnya, maka secara langsung akan mencegah penyalahgunaan masjid sebagai tempat untuk mengobarkan rasa kebencian, menumpahkan hawa nafsu, provokasi dan adu domba yang berpotensi merusak kerukunan umat.


Ditambahkan, agenda  pemberdayaan masjid lain yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW di antaranya menjadikan masjid sebagai pusat konsolidasi umat, membangun pertahanan, komunikasi tokoh lintas agama, pengumuman penting, pusat data dan bisnis,  penyelesaian masalah, dan sebagainya.


"Di masjid selalu menggema lafadz Allahu Akbar, ini lafadz kesantunan yang menyejukkan jiwa, bukan lafadz nafsu untuk mengaduk-aduk emosi membangun permusuhan," tegasnya. 


Dikatakan, menjadikan masjid sebagai basis untuk membangun kerukunan di Indonesia dan ini telah dilakukan oleh sebagian besar masjid di Indonesia harus digelorakan terus, apalagi realitas penduduk Indonesia majemuk dan plural.


Founder CoHesive, Ahmad Arafat Aminullah mengatakan selain Prof Nasarudin dua tokoh nasional juga menyampaikan pidato kunci dalam kegiatan yang diikuti 500 kaum muda milenial. Mereka itu adalah H Jusuf Kalla (ketua Dewan Masjid Indonesia) dan Jenderal TNI Dudung Abddurachman (Kasad) 


"Keberhasilan bangsa Indonesia dalam membangun kerukunan beragama perlu dipromosikan di tengah-tengah masyarakat internasional sebagai nilai tambah dan kearifan nasional bangsa Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa," ucapnya.


Apalagi sambungnya, negara Indonesia yang berpenduduk muslim terbesar di dunia berhasil membangun demokrasi, sehingga menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India.


"Fakta penting ini memposisikan Indonesia menjadi negara yang semakin berpengaruh di dunia sehingga dipercaya untuk memimpin Grup of Twenty (G20), Non Blok dan Asean," pungkasnya.


Penulis: Samsul Huda
 


Nasional Terbaru