• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

Habib Luthfi Jelaskan Fungsi Tasawuf dari Tingkat yang Sederhana

Habib Luthfi Jelaskan Fungsi Tasawuf dari Tingkat yang Sederhana
Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di acara kliwonan di Kanzus Sholawat Pekalongan (Foto: nu online)
Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di acara kliwonan di Kanzus Sholawat Pekalongan (Foto: nu online)

Pekalongan, NU Onlline Jateng
Di acara rutin kliwonan Rais Aam Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya menjelaskan fungsi tasawuf pada tingkat sederhana sebagai upaya mengenal Allah Taala. 


“Ada yang berpendapat tasawuf adalah untuk membersihkan hati dari segala bentuk kotoran yang menghalangi kita untuk kenal Allah Taala,” tutur Habib Luthfi dalam pengajian rutin Majelis Dzikir, Ta'lim, dan Shalawat, Jumat Kliwon, (30/12/2022).


Tasawuf bagi orang awam kata Habib Luthfi, ialah bagaimana menjalankan syariat atau perintah Allah Taala dalam maqamatil ubudiyah secara sungguh-sungguh. Dari hal itu kemudian menumbuhkan kesadaran sebagai makhluk yang selalu butuh bimbingan dari-Nya.


“Contohnya seperti saat kita makan. Banyak yang hafal doa makan ataupun setelah makan. Tapi pernahkah kita menyadari ketika mengunyah, lidah kita merasakan manis, asin, itu siapa yang memberi fungsi kalau tidak Allah Taala,” jelasnya.


Kemudian lanjutnya, dari lidah atau lisan itu bisa keluar istilah-istilah, kosa kata dan bahasa yang berbeda-beda namun tetap memahamkan. Misalnya saja dalam istilah jawa ada batuk dan bathuk. 


“Itu pengucapannya hampir sama, tapi yang satu bermakna penyakit yang satunya bermakna jidat. Itu pun siapa yang memberi pemahaman kalau bukan Allah Taala,” kata Habib Luthfi. “Kemudian pula, lidah atau lisan itu ada yang bisa diajak dzikir ada juga yang awam berdzikir. Maksudnya, ketika kita diberi lisan itu mampu tidak menemukan yang menciptakan lisan?” imbuhnya.


Kalau mampu ujar Habib Luthfi, pasti akan dibuat untuk berkata yang baik. Bukan asal mengucap kata-kata yang memecah belah dengan hoaks misalnya. Bukan pula asal mengeluarkan ujaran yang menyakiti orang lain sehingga timbul rasa benci.


"Maka, bisa tidak kita mengajak lisan kita menemukan yang menciptakan lisan? Jadi, lisan kita bisa kita ajak membaca dzikir. Lailahaillallah, subhanallah, alhamdulillah, dan sebagainya,” papar Ketua Forum Sufi Dunia ini.


Habib Luthfi menambahkan, demikian itulah perlunya tasawuf. Yaitu supaya bisa mendidik kita agar taat kepada Allah Taala. Supaya juga kita bisa kenal kepada yang menciptakan kita. Kalau sudah kenal, tentunya akan malu untuk melakukan maksiat ataupun dosa. 


Kontributor: M Farid


Nasional Terbaru