• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 28 April 2024

Nasional

MUKTAMAR SUFI INTERNASIONAL

Habib Luthfi Berharap Ajaran Aswaja Bisa Berkembang di Negara Lain

Habib Luthfi Berharap Ajaran Aswaja Bisa Berkembang di Negara Lain
Kegiatan Muktamar Sufi Internasional pada komisi C dengan taushiyah dari Habib Luthfi bin Yahya (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)
Kegiatan Muktamar Sufi Internasional pada komisi C dengan taushiyah dari Habib Luthfi bin Yahya (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)

Pekalongan, NU Online Jateng
Rais Aam Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya berharap ajaran ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) an-nahdliyyah tidah hanya berkembang di Nusantara saja, akan tetapi bisa menyebar di berbagai negara belahan dunia.


"Perjuangan Mbah Hasyim Asy'ari untuk menanamkan nilai-nilai aswaja di zaman penjajahan sangat luar biasa di mana saat itu sudah mulai muncul paham atau akidah yang tidak sejalan," ujarnya.


Hal itu disampaikan Habib Luthfi di hadapan ribuan peserta Muktamar Sufi Internasional yang berlangsung di Gedung Aswaja Jalan Sriwijaya 2, Kota Pekalongan Rabu (30/8/2023).


Disampaikan, Kiai Hasyim Asy'ari berjuang sekuat tenaga untuk bisa menyelamatkan masyarakat terhadap gempuran aliran atau paham dari luar bahkan menghadapi para penjajah. Hal itu dilakukan menurut Habib Luthfi karena masalah harga diri, kehormatan, dan jati diri bangsa.


"Tidak mungkin selevel Mbah Hasyim hanya berdiam diri dan bertopang dagu dan rela negaranya dijajah bangsa lain. Sebagai negara maritim tentu perjuangan menjadi sangat berat, hal ini berbeda di negara Timur Tengah," terangnya.


Maka lanjutnya, hal yang paling utama adalah bagaimana para ulama bisa menyelamatkan ajaran aswaja di belahan dunia dan ini pekerjaan rumah (PR) yang harus dilaksanakan dengan segera.
 


"Belajar dari sejarah Bani Umaiyah, Bai Abbasiyah dan seterusnya yang lebih memikirkan masalah politik dinasti yang berakibat pada tertinggal di bidang ekonomi. Jika melihat Indonesia yang tanahnya gemah ripah lohjinawi bisa menjadi benteng pertahanan dan ketahanan nasional dengan membangun ekonomi, pertanian, perguruan tinggi, hingga pesantren agar kuat," tegasnya.


Habib Luthfi juga menyinggung soal akhir-akhir ini terjadi benturan habaib dengan NU sehingga umat terfokus pada masalah khilafiyah sehingga tidak mampu menjawab masalah ekonomi dan pada akhirnya umat tertinggal.


"Kapan kita akan maju, sementara bangsa lain sudah berkembang sangat luar biasa. Maka adanya Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan sebagai upaya sumbangsih pemikiran bagaimana ekonomi bisa maju dengan pesat tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara Timur Tengah dan Afrika sebagai pertahanan nasional," ungkapnya.


Sekretaris Panitia Muktamar Sufi Internasional KH Mashudi menjelaskan, kegiatan diskusi dialog dan pemikiran dari para narasumber baik dari dalam maupun luar negeri akan dirumuskan sebagai bagian dari upaya sumbangsih para ulama sufi yang akan disampaikan pada upacara penutupan.


"Alhamdulillah seluruh rangkaian acara telah selesai dilaksanakan, rencana penutupan muktamar akan dilakukan oleh Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas di Sahid Convention Center pada Kamis (31/8/2023) pagi.


Penulis: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru