Jakarta, NU Online Jateng
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengingatkan kepada seluruh kader dan warga Nahdlatul Ulama untuk senantiasa mematuhi para ulama.
"Kepatuhan itu diwujudkan dengan kesiapan membantu para ulama dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kalau kiai mengajar, kita santri tekun mendengarkan ajaran-ajarannya. Kalau kiai bekerja untuk masyarakat, kita santri-santri siap sedia menyingsingkan lengan baju untuk membantu kiai-kiai kita,” ujarnya saat memberi pengarahan dalam peluncuran dan Sosialisasi Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) di Jawa Barat, Jumat pekan lalu.
Penegasan untuk patuh kepada para kiai lanjut Gus Yahya menjadi hal yang penting. Karena saat ini, seluruh warga NU memasuki masa-masa di mana kesetiaan, tekad, dan baiat sebagai kader akan diuji oleh sejarah.
“Kita tidak boleh berkhianat dari baiat yang telah kita ucapkan. Kita tidak boleh bergeser sedikitpun dari kiadah para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah yaitu ulama-ulama Nahdlatul Ulama,” tegasnya.
Dilansir dari laman nu.or.id dikatakan, ketika ulama-ulama NU menyatakan bahwa negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bersendikan Bhinneka Tunggal Ika maka itu menjadi sebuah keputusan yang final.
“Final, kita tidak boleh melirik apapun selain itu. Kita tidak akan pernah berpikir untuk mencari yang lain selain itu. Dan kita tidak akan pernah berdamai dengan siapapun yang tidak mau mengikuti Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, UUD 45, dan Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.
Prinsip ini lanjutnya, harus dipegang teguh dan tidak boleh tergoyahkan hanya karena materi, jabatan, dan kekuasaan. Terlebih pada masa memasuki pesta demokrasi lima tahunan pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan legislatif pada 2024.
Gus Yahya menyampaikan, NU adalah gerakan yang mewujudkan apa yang menjadi kiprah dan tradisi para ulama Nusantara. Para ulama bukan hanya para pengabdi ilmu dan hanya menekuni ilmu-ilmu saja.
"Akan tetapi, para ulama terbukti oleh sejarah menjalankan peran mengasuh, mendampingi, dan mengayomi umat (ri’ayatul ummah)," pungkasnya. (*)
Terpopuler
1
LBH Ansor Kendal Bahas Hak dan Kewajiban Banser dalam Diskusi Hukum Bersama Satkoryon Ngampel
2
Bawa Misi Sambung Sanad Hadis Ulama Indonesia-India, Ma’had Aly Tragung Batang Resmi Didirikan
3
Adab dan Akhlak Jadi Pondasi Utama dalam Pendidikan Santri
4
Presiden Prabowo Luncurkan 80 Ribu Koperasi Merah Putih, 8.523 Kades dan Lurah se-Jateng Hadir di Klaten
5
Ahmad Zuhdi dan Wali Murid Selesaikan Persoalan secara Kekeluargaan, Uang Denda Ditolak Dikembalikan
6
Ansor Gabus Pati Ziarah ke Magelang, Perkuat Militansi dan Silaturahmi Kader
Terkini
Lihat Semua