• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 5 Mei 2024

Nasional

Empat Poin Utama Hasil Rakornas IV Lesbumi NU di Yogyakarta

Empat Poin Utama Hasil Rakornas IV Lesbumi NU di Yogyakarta
Rakornas ke-4 Lesbumi NU di Yogyakarta (Foto: NU Online Jateng/Imam Hamidi)
Rakornas ke-4 Lesbumi NU di Yogyakarta (Foto: NU Online Jateng/Imam Hamidi)

Yogyakarta, NU Online Jateng
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IV di Pesantren Kaliopak, Yogyakarta Kamis-Jumat (28-29/10) menghasilkan rekomendasi empat poin utama.

 

Ketua Umum PP Lesbumi NU KHM Jadul Maula menjelaskan, dari empat poin yang dihasilkan dari forum Rakornas Lesmubi yang paling utama adalah memohon kepada Muktamar ke-34 yang bakal digelar di Lampung pad akhir Desember mendatang ialah berubahnya Lesbumi dari lembaga menjadi salah satu badan otonom NU.

 

"Harapan agar Lesbumi NU kembali menjadi badan otonom (Banom) bisa dipenuhi, sebagaimana ketika Lesbumi didirikan. Sesungguhnya aspirasi kuat yang berasal dari anak ranting, ranting dan cabang hingga wilayah yang membutuhkan garis koordinasi, instruksi dan komunikasi yang lebih efektif dan efisien," terang Kiai Jadul.

 

Disampaikan, sebagai lembaga otonom, Lesbumi ingin dapat mengatur rumah tangga sendiri secara kebijakan ataupun secara teknis strategis sesuai kebudayaan Lesbumi NU yaitu Saptawikrama.

 

"Semangat kuat dari semua lapisan pengurus Lesbumi, secara teknis Lesbumi juga sudah memenuhi syarat untuk menjadi banom yaitu ketersediaan dan penyebaran Lesbumi NU di berbagai daerah di dalam dan luar negeri. Didukung pula anggota Lesbumi NU di setiap tingkatan 70 persen lebih telah mengikuti program Madrasah Kader NU," ujarnya.

 

Kepada NU Online Jateng, Senin (1/11) Jadul menjelaskan, karena Lesbumi NU di berbagai tingkatan telah membuktikan diri secara mandiri dan swadaya dalam melakukan percepatan upgrading perangkat organisasi dan administrasi, maka Rakornas IV Lesbumi di Pesantren Budaya Kaliopak, Yogyakarta merekomendasikan kepada Muktamar ke-34 untuk mengabulkan Lesbumi kembali menjadi Badan Otonom NU.

 

Berikut 4 poin rekomendasi:

 

Poin pertama yang menjadi hasil keputusan Rakornas yakni secara substansial, NU didirikan bukan semata untuk menjawab problematika umat yang terkait dengan masalah keagamaan tapi lebih luas dari itu, NU hadir untuk menjawab persoalan umat dalam konteks kebudayaan.

 

Poin kedua keputusan Rakornas yakni dalam kurun lima tahun, Lesbumi mengalami perkembangan yang pesat. Lesbumi bagai cendawan di musim hujan tumbuh di berbagai daerah secara swadaya. Tercatat saat ini terdapat delapan pengurus wilayah Lesbumi NU, 116 pengurus cabang, 256 pengurus MWC, 303 pengurus anak ranting, 4 PCI Lesbumi NU di Rusia, Belanda, Riyadh, dan di Western Australia (Perth). Tidak hanya itu, sejumlah pondok pesantren, berbagai lembaga pendidikan dan komunitas seni memerlihatkan sikap simpati dan tertarik untuk berkolaborasi bahkan bergabung dengan Lesbumi NU.

 

Poin ketiga Rakornas yakni dalam rangka membekali wawasan kebudayaan berbasis tauhid kepada pengurus dan anggota, Lesbumi NU sejak Rakornas III di Pandaan Pasuruan telah memiliki wahana kaderisasi. Secara prinsip, wahana kaderisasi diselenggarakan untuk menjelaskan Tujuh Prinsip Kebijaksanaan Kebudayaan (Saptawikrama). Wahana kaderisasi itu bernama Asrama Saptawikrama yang disingkat Astawikrama untuk seluruh tingkatan pengurus, dan Pesantren Ramadhan Islam Nusantara (Pramistara) untuk santri di pondok pesantren.

 

Poin keempat yakni harapan agar Lesbumi NU kembali menjadi badan otonom (Banom), sebagaimana ketika Lesbumi didirikan. Sesungguhnya aspirasi kuat yang berasal dari anak ranting, ranting dan cabang hingga wilayah yang membutuhkan garis koordinasi, instruksi dan komunikasi yang lebih efektif dan efisien.

 

Kontributor: Imam Hamidi Antassalam
Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Nasional Terbaru