• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 7 Mei 2024

Nasional

Empat Kedudukan Anak, KH Anwar Zahid: Nomor 1 Paling Baik 

Empat Kedudukan Anak, KH Anwar Zahid: Nomor 1 Paling Baik 
KH Anwar Zahid (pegang mik) (Foto: NU Online Jateng/Suhud)
KH Anwar Zahid (pegang mik) (Foto: NU Online Jateng/Suhud)

Pati, NU Online Jateng
KH Anwar Zahid mubaligh asal Bojonegoro, Jawa Timur menekankan pentingnya dalam mendidik anak dengan ilmu agama.  "Era yang saat ini serba digitalisasi sangatlah menjadi penentu agar tumbuh kembang anak bisa menyelaraskan zaman namun tidak mudah terbawa arus kehidupan moderen," ujarnya. 


Hal itu ia sampaikan pada acara gema shalawat bersama Habib Ali Zainal Abidin Assegaf dalam rangka tasyakuran keluarga Abdul Hadi Tambakkapas, Tambahmulyo, Jakenan, Kabupaten Pati, Senin (9/1/2023) malam.


Dikatakan, sebagai orang tua salah satu kewajiban kepada anaknya adalah memberikan ilmu yang cukup baik ilmu agama maupun umum. "Anak wajib diisi ilmu dan iman. Karena hanya dengan itulah nantinya Allah Swt akan mengangkat derajatnya," ucapnya.


Untuk mengisi semua itu sambungnya, anak harus menuntut ilmu baik di sekolah maupun di pesantren. Selain itu, peran serta orang tua sangatlah menentukan karakter pada anak. "Berikan contoh yang baik, berikan makanan yang halal dan bersumber dari rejeki yang halal pula," tegasnya. 


Dijelaskan, ada empat macam kedudukan anak dalam Al-Qur'an yang nantinya bisa membuat kebanggaan dan surganya orang tuanya. Pun demikian sebaliknya, bisa menjadikan kesengsaraan dan penyebab masuknya orang tua di dalam neraka. 


"Pertama, Qurrotu a'yun, anak sebagai penyejuk jiwa yang bisa menjadikan orang tua tentram di dunia  dan akhirat. Karena sebagai anugerah, rahmat, kebahagiaan yang Allah SWT berikan kepada manusia di akhirat kelak sebagai imbalan bagi mereka yang taat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT selama hidup di dunia," terangnya.


Kedua lanjutnya, zinatul khayati dunya, anak sebagai perhiasan dunia. Orang tua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai hal yang diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga diapun akan terbawa baik pula namanya di dunia, ataupun anak bisa sebagai pembawa rasa senang.


"Ketiga, fitnah ujian dan cobaan. Orang tua telah mencurahkan segenap upaya demi kebahagiaan anak. disisi lain, anak melalaikan kewajiban dalam beragama serta gemar melakukan kemaksiatan. Anak seperti ini nantinya akan menggelincirkan orang tuanya dari jalan kebenaran. Sehingga membuat hidup orang tua sengsara di dunia maupun di akhirat," ucapnya. 


Keempat sambungnya, aduwwun anak sebagai musuh orangtua. Tidak jarang anak bertengkar dengan orang tuanya baik disebabkan urusan duniawi maupun ukhrawi. Bahkan sebagian orang tua terbawa arus mengikuti prilaku anak yang jelas-jelas bertentangan dengan syariah agama.


"Dari empat macam kedudukan anak di atas, tentu sebagai orang tua menginginkan anak-anaknya termasuk ke dalam kelompok qurrota a’yun. Nomor 1 yang paling baik," jelasnya.


Namun demikian imbuhnya, untuk mencapai itu semua diperlukan ketekunan dan konsisten dalam upaya untuk mewujudkannya. Selain itu doa yang selalu mengalir dari hati orang tuanya. 


"Orang tua harus bisa menjadi suri tauladan untuk anak-anaknya. Karena anak merupakan cermin dari orang tuanya," pungkasnya.


Pengirim: Suhud Mas'ud 


Nasional Terbaru