Keislaman

Tafsir Surat Al-Isra Ayat 23: Pentingnya Menghormati Kedua Orang Tua

Senin, 7 Oktober 2024 | 18:00 WIB

Tafsir Surat Al-Isra Ayat 23: Pentingnya Menghormati Kedua Orang Tua

Ilustrasi menghormati kedua orang tua (Foto: Freepik)

Menghormati kedua orang tua adalah hal yang sangat penting, karena mencerminkan penghargaan atas pengorbanan dan kasih sayang yang telah mereka berikan sepanjang hidup kita. Dalam banyak agama, termasuk Islam, menghormati orang tua merupakan perintah yang sangat ditekankan, yang mendukung pembentukan hubungan keluarga yang harmonis dan saling pengertian. 


Sikap hormat kepada kedua orang tua tidak hanya memberikan dampak positif terhadap kesehatan emosional dan kesejahteraan kita, akan tetapi juga menjadi teladan bagi generasi mendatang untuk menghargai dan menghormati orang tua mereka. Selain itu, dengan berbuat baik kepada orang tua, kita berpotensi mendapatkan berkah dan doa yang baik dari mereka yang diyakini akan membawa kebaikan dalam menjalani kehidupan.


Di dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang spesifik menjelaskan tentang pendidikan karakter bagi anak untuk menghormati orang tua seperti yang termaktub dalam surat al-Isra ayat 23 yang berbunyi:


۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ۝٢٣


wa qadlâ rabbuka allâ ta‘budû illâ iyyâhu wa bil-wâlidaini iḫsânâ, immâ yablughanna ‘indakal-kibara aḫaduhumâ au kilâhumâ fa lâ taqul lahumâ uffiw wa lâ tan-har-humâ wa qul lahumâ qaulang karîmâ


Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”


Dalam ayat tersebut, Allah swt memberikan dua perintah utama. Pertama, Allah SWT menginstruksikan kita untuk menyembah-Nya semata, tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun. Ini merupakan landasan utama iman dan tauhid bagi setiap Muslim. Dengan memahami dan melaksanakan perintah ini, seseorang akan membentuk karakter yang kuat, berlandaskan ketakwaan kepada Allah swt. 


Kedua, Allah swt memerintahkan kita untuk berbakti kepada orang tua. Dalam ayat ini, kita diajarkan untuk selalu menghormati dan menyayangi kedua orang tua. Ini adalah manifestasi nyata dari pendidikan karakter yang perlu kita tanamkan dalam diri sendiri dan anak-anak kita. Menghormati orang tua bukan hanya berarti memenuhi keinginan mereka, tetapi juga menjaga perasaannya, berkomunikasi dengan lembut, dan tidak menyakiti hati melalui perkataan atau tindakan.


Jika kita menanamkan rasa hormat dan kasih sayang kepada orang tua dengan baik, maka akhlak dan moral anak akan berkembang dengan positif. Anak-anak yang terbiasa menghargai orang tua mereka cenderung tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, sopan, dan peka terhadap orang lain. Sebaliknya, jika kita bersikap acuh tak acuh terhadap orang tua, nilai-nilai moral ini dapat memudar, dan perilaku negatif bisa muncul dalam diri anak. 


Oleh karena itu, mari kita menjadikan ajaran Al-Qur'an sebagai landasan pendidikan karakter di rumah dan sekolah. Mari kita tumbuhkan akhlak yang baik dengan memberi teladan kepada anak-anak kita, sehingga generasi penerus bangsa ini memiliki karakter yang kuat, berbudi pekerti luhur, dan mampu menghadapi tantangan zaman dengan moralitas yang terjaga.


Tafsir Ibnu Katsir


Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya berkata:


يَقُولُ تَعَالَى آمِرًا بِعِبَادَتِهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ؛ فَإِنَّ الْقَضَاءَ هَاهُنَا بِمَعْنَى الْأَمْرِ
قَالَ مُجَاهِدٌ: ﴿وَقَضَى﴾ يَعْنِي: وَصَّى، وَكَذَا قَرَأَ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، وَالضَّحَّاكُ بْنُ مُزَاحِمٍ: "وَوَصَّى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ" وَلِهَذَا قَرَنَ بِعِبَادَتِهِ بِرَّ الْوَالِدَيْنِ فَقَالَ: ﴿وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا﴾ أَيْ: وَأَمَرَ بِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا، كَمَا قَالَ فِي الْآيَةِ الْأُخْرَى: ﴿أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ﴾


Artinya: Allah Ta'ala berfirman, memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya saja, tanpa sekutu, karena hukum di sini adalah perintah.


Mujahid berkata: “Dan Dia menetapkan” (وَقَضَى ) maksudnya adalah: Demikian pula Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud, dan al-Dahhak bin Muzahim, mereka berkata, “Sesungguhnya Tuhan kalian telah memerintahkan agar kalian tidak menyembah selain Dia.” Oleh karena itu, Allah menggabungkan ibadah kepada-Nya dengan berbuat baik kepada kedua orang tua, sehingga Dia berfirman, “Dan kepada kedua orang tua,”( وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا) maksudnya, Allah memerintahkan kepada kedua orang tua dengan kebaikan, sebagaimana firman-Nya, “Dan bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapak. “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah tempat kembali.


Tafsir di atas menjelaskan perintah Allah SWT yang terdapat dalam ayat Al-Qur'an mengenai kewajiban untuk beribadah hanya kepada-Nya dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Allah memerintahkan kita untuk tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, karena menyembah hanya kepada-Nya adalah inti dari keimanan. Para ulama seperti Mujahid, Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud, dan al-Dahhak bin Muzahim menginterpretasikan frasa "Dan Dia menetapkan" dalam ayat tersebut sebagai perintah tegas dari Allah untuk hanya menyembah-Nya. 


Lebih lanjut, Allah SWT mengaitkan perintah menyembah-Nya dengan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua, yang menunjukkan betapa pentingnya berbuat baik kepada mereka dalam pandangan Islam. Dalam firman Allah, disebutkan "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tua," yang menekankan bahwa rasa syukur kepada Allah harus disertai dengan tindakan baik dan penghormatan kepada orang tua.


Tafsir Ar-Razi


Sementara dalam Tafsir Arrazi, Imam Fakhrur Rozi menjelaskan.


أنَّ المَوْجُودَ إمّا قَدِيمٌ وإمّا مُحْدَثٌ، ويَجِبُ أنْ تَكُونَ مُعامَلَةُ الإنْسانِ مَعَ الإلَهِ القَدِيمِ بِالتَّعْظِيمِ والعُبُودِيَّةِ، ومَعَ المُحْدَثِ بِإظْهارِ الشَّفَقَةِ وهو المُرادُ مِن قَوْلِهِ عَلَيْهِ السَّلامُ: ”«التَّعْظِيمُ لِأمْرِ اللَّهِ والشَّفَقَةُ عَلى خَلْقِ اللَّهِ» “ وأحَقُّ الخَلْقِ بِصَرْفِ الشَّفَقَةِ إلَيْهِ هو الأبَوانِ لِكَثْرَةِ إنْعامِهِما عَلى الإنْسانِ فَقَوْلُهُ: ﴿وقَضى رَبُّكَ ألّا تَعْبُدُوا إلّا إيّاهُ﴾ إشارَةٌ إلى التَّعْظِيمِ لِأمْرِ اللَّهِ، وقَوْلُهُ: ﴿وبِالوالِدَيْنِ إحْسانًا﴾ إشارَةٌ إلى الشَّفَقَةِ عَلى خَلْقِ اللَّهِ.


Artinya: Manusia harus berurusan dengan Tuhan  dengan penghormatan dan penyembahan, dan dengan makhluk dengan belas kasihan, itulah yang dimaksud dalam firman-Nya: “Hormatilah perintah Tuhan dan kasihanilah ciptaan Tuhan.” Ciptaan yang paling penting yang harus diberi belas kasihan adalah orang tua, karena banyaknya kebutuhan mereka: “Hormatilah perintah Allah dan kasihanilah makhluk Allah.” Makhluk yang paling berhak mendapatkan kasih sayang adalah kedua orang tua, karena banyaknya nikmat yang mereka berikan kepada manusia. Firman-Nya, ‘Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu menyembah hanya kepada-Nya’, merujuk kepada penghormatan kepada perintah Allah, dan firman-Nya, ‘Dan kepada kedua orang tua, hendaklah kamu berkasih sayang’, merujuk kepada kasih sayang kepada makhluk Allah.


Kehidupan manusia di dunia ini selalu berkaitan erat dengan dua aspek utama: hubungannya dengan Tuhan dan hubungannya dengan sesama makhluk. Dalam Islam, keseimbangan antara penghormatan kepada Allah dan kasih sayang kepada sesama menjadi pondasi utama dalam menjalani kehidupan. Allah Ta’ala berfirman, 
( التَّعْظِيمُ لِأمْرِ اللَّهِ والشَّفَقَةُ عَلى خَلْقِ اللَّهِ) “Hormatilah perintah Tuhan dan kasihanilah ciptaan Tuhan.”  


Melaksanakan perintah Allah dengan penuh penghormatan dan kasih sayang kepada orang tua adalah kunci utama untuk mendapatkan ridha-Nya. Dengan demikian, kita tidak hanya menjalankan tugas sebagai hamba Allah, tetapi juga memenuhi peran sebagai anak yang berbakti. Semoga kita selalu menjadi pribadi yang mampu menjaga hubungan baik dengan Allah dan orang tua kita, sehingga hidup kita senantiasa diberkahi dan diridhai oleh-Nya.