Keislaman

Tafsir Dua Ayat Toleransi yang dibaca Kayla di Depan Paus Fransiskus

Kamis, 5 September 2024 | 19:30 WIB

Tafsir Dua Ayat Toleransi yang dibaca Kayla di Depan Paus Fransiskus

Kayla Nur Syahwa Syakhila membacakan dua ayat suci Al-Quran di depan Paus Fransiskus dalam acara international meeting kunjungan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia di Masjid Istiqlal Jakarta pada Kamis (05/09/24). (Foto: Tangkapan layar kanl Youtube KOMSOS KEUSKUPAN AGUNG ENDE (KAE))

Kayla Nur Syahwa Syakhila adalah penghafal Al-Quran tunanetra asal Tangerang Selatan yang mendapatkan kesempatan untuk membacakan dua ayat suci Al-Quran di depan Paus Fransiskus dalam acara international meeting kunjungan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia di Masjid Istiqlal Jakarta pada Kamis (05/09/24). Pada kesempatan tersebut, Kayla melantunkan dua ayat suci Al-Quran dengan suara yang sangat merdu sehingga para hadirin hanyut dalam suasana haru.


Dua ayat suci tersebut adalah surat Al-Hujurat ayat 13 dan surat Al-Baqarah ayat 62. Sekilas dua ayat tersebut menerangkan tentang toleransi keagamaan dan pentingnya persatuan dalam perbedaan.

 

Tafsir Ayat 13 Surat Al-Hujurat

 

اَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ 
 

yâ ayyuhan-nâsu innâ khalaqnâkum min dzakariw wa untsâ wa ja‘alnâkum syu‘ûbaw wa qabâ'ila lita‘ârafû, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum, innallâha ‘alîmun khabîr


Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.


Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsirnya menerangkan bahwa semua manusia di dunia ini memiliki jalur nasab yang sama yaitu masih sama-sama keturunan Adam dan Hawa`. Dalam ayat diatas, Allah swt menerangkan perbedaan dulu kemudian mengingatkan bahwa semua manusia sama di mata Allah swt dan yang membedakan adalah kualitas ketaatanya.


فَجَمِيعُ النَّاسِ فِي الشَّرَفِ بِالنِّسْبَةِ الطِّينِيَّةِ إِلَى آدَمَ وَحَوَّاءَ سَوَاءٌ، وَإِنَّمَا يَتَفَاضَلُونَ بِالْأُمُورِ الدِّينِيَّةِ، وَهِيَ طَاعَةُ اللَّهِ وَمُتَابَعَةُ رَسُولِهِ ﷺ؛ وَلِهَذَا قَالَ تَعَالَى بَعْدَ النَّهْيِ عَنِ الْغَيْبَةِ وَاحْتِقَارِ بَعْضِ النَّاسِ بَعْضًا، مُنَبِّهًا عَلَى تَسَاوِيهِمْ فِي الْبَشَرِيَّةِ


Artinya: Semua manusia adalah sama dalam kemuliaan perihal hubungan penciptaan dengan Adam dan Hawa, tetapi mereka berbeda dalam masalah agama, yaitu ketaatan kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya. Oleh karena itu, Allah swt, setelah melarang menggunjing dan merendahkan satu sama lain, ia mengingatkan bahwa mereka adalah sama dalam hal kemanusiaan.
 

Tafsir Ayat 62 Surat Al-Baqarah


اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالنَّصٰرٰى وَالصَّابِــِٕيْنَ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ


innalladzîna âmanû walladzîna hâdû wan-nashârâ wash-shâbi'îna man âmana billâhi wal-yaumil-âkhiri wa ‘amila shâliḫan fa lahum ajruhum ‘inda rabbihim, wa lâ khaufun ‘alaihim wa lâ hum yaḫzanûn


Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabiin, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari Akhir serta melakukan kebajikan (pasti) mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.


Dalam Tafsir Ibn Katsir di jelaskan bahwa Allah swt menegaskan bahwa para pengikut agama terdahulu seperti Yahudi dan Nasrani yang berbuat baik dan mengikuti ajaran rasulnya ia akan diberikan pahala. Apalagi para pengikut Nabi Muhammad saw seperti yang disebutkan dalam redaksi kitab di bawah ini:


نَبَّهَ تَعَالَى عَلَى أَنَّ مَنْ أَحْسَنَ مِنَ الْأُمَمِ السَّالِفَةِ وَأَطَاعَ، فَإِنَّ لَهُ جَزَاءَ الْحُسْنَى، وَكَذَلِكَ الْأَمْرُ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ؛ كُلّ مَنِ اتَّبَعَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ فَلَهُ السَّعَادَةُ الْأَبَدِيَّةُ، وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ فِيمَا يَسْتَقْبِلُونَهُ، وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ عَلَى مَا يَتْرُكُونَهُ وَيُخَلِّفُونَهُ


Artinya: Allah telah memperingatkan bahwa barangsiapa yang berbuat baik di antara umat-umat terdahulu dan taat, maka dia akan mendapatkan pahala yang baik, dan hal yang sama akan terjadi hingga hari kiamat, dan barangsiapa yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi, maka dia akan mendapatkan kebahagiaan yang kekal, dan tidak ada kekhawatiran terhadap apa yang akan terjadi, dan tidak ada pula kesedihan terhadap apa yang mereka tinggalkan.
 

Dari penjelasan diatas secara tidak langsung menjelaskan bahwa semua umat manusia baik Yahudi, Nasrani dan Islam akan diganjar oleh Allah swt selagi ia taat kepada nabinya dan menjalani semua ajaranya. Baik umat Yahudi yang taat dengan ajaran Nabi Musa, Nasrani yang taat dengan ajaran Nabi Isa dan Islam yang menaati syar`at Nabi Muhammad saw. Namun penjelasan tersebut tidak berhenti disitu, Imam Ibn Katsir melanjutkan penjelasanya dengan spesifikasi yang detail. Umat Yahudi dan Nasrani yang benar-benar diganjar kebaikan oleh Allah swt adalah mereka yang memeluk ajaran yang dibawa oleh nabinya.


Artinya umat Yahudi yang taat dengan ajaran Nabi Musa sebelum datangnya Nabi Isa akan diganjar bagus oleh Allah swt dan Umat Nasrani yang taat dengan ajaran Nabi Isa sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, dengan diangkatnya Nabi Muhammad saw menjadi utusan artinya semua umat yang selamat dan diganjar kebaikan adalah para mereka yang taat dengan ajaran Nabi Muhammad saw.
 

فَكَانَ إِيمَانُ الْيَهُودِ: أَنَّهُ مَنْ تَمَسَّكَ بِالتَّوْرَاةِ وَسُنَّةِ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ؛ حَتَّى جَاءَ عِيسَى لَمَّا جَاءَ عِيسَى كَانَ مَنْ تَمَسَّكَ بِالتَّوْرَاةِ وَأَخَذَ بِسُنَّةِ مُوسَى، فَلَمْ يَدَعْهَا وَلَمْ يَتْبَعْ عِيسَى، كَانَ هَالِكًا

 
وَإِيمَانُ النَّصَارَى أَنَّ مَنْ تَمَسَّكَ بِالْإِنْجِيلِ مِنْهُمْ وَشَرَائِعِ عِيسَى كَانَ مُؤْمِنًا مَقْبُولًا مِنْهُ حَتَّى جَاءَ مُحَمَّدٌ ﷺ فَمَنْ لَمْ يتبعْ مُحَمَّدًا ﷺ مِنْهُمْ ويَدَعْ مَا كَانَ عَلَيْهِ مِنْ سُنَّةِ عِيسَى وَالْإِنْجِيلِ -كَانَ هَالِكًا


Artinya: Iman orang Yahudi adalah siapa saja yang berpegang teguh pada Taurat dan Sunnah Musa AS hingga datangnya Isa AS. Ketika Isa AS datang, siapa pun yang berpegang teguh pada Taurat dan mengikuti Sunnah Musa, tetapi tidak meninggalkan dan tidak mengikuti Isa, maka ia akan tersesat. Keyakinan orang-orang Nasrani adalah siapa pun yang berpegang teguh pada Injil dan hukum-hukum Isa adalah orang yang beriman dan diterima hingga diutusnya Nabi Muhammad saw. Maka siapa pun yang tidak mengikuti Muhammad saw diantara mereka dan meninggalkan apa yang ada padanya dari hukum-hukum Isa dan Injil, maka ia adalah orang yang celaka.