Semarang, NU Online Jateng
Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa Muharram. Rasulullah saw menyampaikan sabdanya secara langsung atas anjuran itu dalam haditsnya. Puasa ini disunnahkan mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 atau 11 Muharram.
Paling tidak, dalam melaksanakan puasa Muharram ini, umat Islam dapat memperoleh lima keutamaan. Hal tersebut sebagaimana dikutip dari Ustadz Ahmad Muntaha dalam tulisannya di NU Online berjudul Panduan Puasa Muharram: Tata Cara, Hukum, dan Keutamaannya pada Senin (8/7/2024).
Pertama, puasa Muharram ini disebut Rasulullah sebagai puasa paling utama setelah Ramadhan. Rasulullah saw menyebut dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan Imam Muslim.
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Kedua, keutamaan puasa di bulan ini dilatari karena Muharram termasuk salah satu bulan mulia, selain Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab.
Baca Juga
Dalil Puasa Muharram dan Keutamaannya
Sebagaimana diketahui, Rasulullah saw menganjurkan umat Islam untuk berpuasa di empat bulan mulia itu melalui haditsnya yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah. "Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).
Ketiga, puasa 30 hari menjadi pahala puasa sehari dalam bulan Muharrram. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).
Keempat, secara khusus, umat Islam akan dilebur dosanya selama setahun lalu jika berhasil melaksanakan puasa pada hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram. Rasulullah saw melalui hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah bersabda, “Sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim).
Kelima, guna membedakan dengan umat Yahudi yang juga berpuasa pada 10 Muharram, umat Islam juga dianjurkan puasa di hari Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram. Puasa di salah satu atau kedua hari itu menjadi pelengkap puasa Asyura. Diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda, “Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad).
Mengutip al-Hafidh Ibnu Hajar Ustadz Muntaha menjelaskan bahwa tingkatan puasa Asyura itu ada tiga, yakni (1) puasa hari Asyura saja; (2) puasa Asyura disertai puasa Tasu’a; (3) puasa Asyura disertai puasa Tasu’a dan puasa 11 Muharram. Imam Ahmad bin Ali bin Hajar Al-‘Asqalani dalam kitab Fathul Bâri Syarhu Shahîhil Bukhâri menjelaskan hal tersebut.
Terpopuler
1
LDNU Rembang Gelar Lomba Dai-Daiyah Perdana, Berikut Daftar Pemenangnya
2
PWNU Jateng Desak Pemerintah Tinjau Kembali Kebijakan Full Day School
3
Pemprov Jateng Hapus Tunggakan Pajak Kendaraan dan Denda Mulai 8 April
4
Safari Ramadhan Terakhir GP Ansor Margasari di Bukasari, Meriah dengan Khotmil Qur'an dan Ceramah Dai Gemoy
5
Ansor Borong Takjil, Inovasi Berbagi di Pringapus untuk Bantu Pedagang Kecil
6
Kapan Nikah? Bukan Soal Cepat atau Lambat, Ini Jawabannya
Terkini
Lihat Semua