• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Fragmen

Mengenal Muslimat NU dan Sejarah Kelahirannya

Mengenal Muslimat NU dan Sejarah Kelahirannya
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

Muslimat Nahdlatul Ulama adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat sosial keagamaan salah satu Badan Otonom dari Nahdlatul Ulama. Didirikan pada tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 Hijriah bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1946 di Purwokerto. Hingga kini dipimpin oleh Ketua Umum Hj Khofifah Indar Parawansa yang juga Gubernur Provinsi Jawa Timur.


Pada Muktamar ke-13 NU di Menes, Banten tahun 1938 menjadi momen awal gagasan mendirikan organisasi perempuan NU itu muncul. Dua tokoh yakni Nyai R Djuaesih dan Nyai Siti Sarah tampil sebagai pembicara di forum tersebut mewakili jamaah perempuan. Nyai R Djuaesih secara tegas dan lantang menyampaikan urgensi kebangkitan perempuan dalam kancah organisasi sebagaimana kaum laki-laki. Ia menjadi perempuan pertama yang naik mimbar dalam forum resmi organisasi NU. Secara internal, di NU ketika itu juga belum tersedia ruang yang luas bagi jamaah perempuan untuk bersuara dan berpartisipasi dalam penentuan kebijakan. 


Ide itupun disambut dengan perdebatan sengit di kalangan peserta Muktamar. Setahun kemudian, tepatnya pada Muktamar ke-14 NU di Magelang, saat Nyai Djuaesih mendapat tugas memimpin rapat khusus wanita oleh RH Muchtar (utusan NU Banyumas) yang waktu itu dihadiri perwakilan dari daerah-daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti Muntilan, Sukoharjo, Kroya, Wonosobo, Surakarta, Magelang, Parakan, Purworejo, dan Bandung. Forum menghasilkan rumusan pentingnya peranan wanita NU dalam organisasi NU, masyarakat, pendidikan, dan dakwah.


Dikutip dari laman muslimatnu.or.id, pada tanggal 29 Maret 1946, bertepatan tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 H, keinginan jamaah wanita NU untuk berorganisasi diterima secara bulat oleh para utusan Muktamar ke-16 NU di Purwokerto. Hasilnya, dibentuklah lembaga organik bidang wanita dengan nama Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM) yang kelak lebih populer disebut Muslimat NU. Hari inilah yang di kemudian hari diperingati sebagai hari lahir Muslimat NU sampai sekarang. Pendirian lembaga ini dinilai relevan dengan kebutuhan sejarah. Pandangan ini hanya dimiliki sebagian kecil ulama NU, di antaranya KH Muhammad Dahlan, KH Abdul Wahab Chasbullah, dan KH Saifuddin Zuhri.


Atas dasar prestasi dan kiprahnya yang demikian, Muktamar ke-19 NU di Palembang pada tahun 1952, Muslimat NU memperoleh hak otonomi. Muktamirin sepakat memberikan keleluasaan bagi Muslimat NU dalam mengatur rumah tangganya sendiri serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya di medan pengabdian. Sejak menjadi badan otonom NU, Muslimat lebih bebas bergerak dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan cita-cita nasional secara mandiri. Dalam perjalanannya, Muslimat NU bergabung bersama elemen perjuangan wanita lainnya, utamanya yang tergabung dalam Kongres Wanita Indonesia (Kowani), sebuah federasi organisasi wanita tingkat nasional. Di Kowani, Muslimat NU menduduki posisi penting.


Ketua Umum PP Muslimat NU dari masa ke masa yaitu:

  1. Nyai Chodijah Dahlan (1946-1947)
  2. Nyai Yasin (1947-1950)
  3. Nyai Hj Mahmudah Mawardi (1950-1979)
  4. Nyai Hj Asmah Syahruni (1979-1995)
  5. Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlawi (1995-2000)
  6. Nyai Hj Khofifah Indar Parawansa (2000-sekarang) 
     

Program dan Kegiatan

Jumlah Anggota Muslimat Nahdlatul Ulama diperkirakan mencapai 32 juta yang tersebar di 34 Pimpinan Wilayah (Tingkat Provinsi), 532 Pimpinan Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota), 5.222 Pimpinan Anak Cabang (Tingkat Kecamatan), dan 36.000 Pimpinan Ranting (Tingkat Kelurahan/Desa).


Untuk Layanan Sosial dan Kesehatan, Muslimat NU memiliki:

  1. 104 Panti Asuhan
  2. 10 Asrama Putri
  3. 10 panti Jompo
  4. 108 Pusat Layanan Kesehatan (RS/RSB/Klinik)


Layanan Pendidikan:

  1. 9.800 Taman Kanak-Kanak dan Rauddlotul Athfal (TK/RA)
  2. 350 Taman Pendidikan Al-Qur’an
  3. 6.226 Pendididkan Anak Usia Dini (PAUD)


Layanan Koperasi:

  1. 1 Induk Koperasi Induk An-Nisa 
  2. 9 Koperasi Sekunder
  3. 144 Koperasi Primer yang berbadan Hukum
  4. 355 Tempat Pelayanan Anggota Koperasi (TPAK)

        

Layanan Ketrampilan:

11 Balai Latihan Kerja (BLK)


Layanan Bimbingan Haji :

146 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (*)


Fragmen Terbaru