• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 20 April 2024

Fragmen

Daftar Nama-nama Kiai dari Jateng, Utusan Muktamar Tahun 1959 (2-Habis)

Daftar Nama-nama Kiai dari Jateng, Utusan Muktamar Tahun 1959 (2-Habis)
KH Wahab Chasbullah berpidato di depan tamu Muktamar ke-22 NU (Dok. Istimewa)
KH Wahab Chasbullah berpidato di depan tamu Muktamar ke-22 NU (Dok. Istimewa)

Pada tulisan sebelumnya diterangkan mengenai Muktamar ke-22 NU yang dihelat di Jakarta pada tanggal 13-18 Desember 1959 atau 12-17 Jumadil Akhir 1379 H. 33 Cabang NU Jateng tersebut, masing-masing cabang mengirim 2 orang utusan, yakni mewakili syuriah dan tanfidziyah.

Sebagaimana termaktub dalam Buku Kenang-kenangan Mu'tamar ke-XXII Partai Nahdlatul 'Ulama di Jakarta (diterbitkan oleh PBNU, 1960). Nama-nama utusan tersebut menjadi data penting untuk melacak historiografi NU di Jawa Tengah, khususnya di daerah masing-masing.

Baca: Desember 1959, Sebanyak 33 Cabang NU dari Jateng Hadiri Muktamar NU di Jakarta (1)

Adapun lanjutan nama-nama utusan dari Jawa Tengah sebagai berikut (sebelumnya sudah disebutkan 17 cabang):

18. Surakarta (K Abdul Karim dan K Suhardi)
19. Sragen (Sahlan dan Muhtadi)
20. Boyolali (K Shoimuri Siradj dan M Dimjati Saleh)
21. Karanganyar (Suparman dan M Machfudz)
22. Klaten (Reksomihardja dan K R Kamdani Hadisumitro)
23. Semarang (K M Thojib dan Moh Sowwam)
24. Demak (K Chalil Abdurrazi dan Madchan Rois)
25. Kendal (Dj Muchtar Chudlori dan KH Abdul Kadir)
26. Salatiga (R Moh Badrudin dan HM Siddiq)
27. Purwodadi (Moh H Musjafa dan Achmad Masruri)
28. Kudus (Masjkur Abdul Hamid dan K Turaichan Adjhuri)
29. Pati (KH Abdul Chaq dan Zuhri Anwar)
30. Blora (Soenardji dan Moh Basri Ashari)
31. Jepara (KH Abdul Rosjid dan Isma'il)
32. Rembang (AT Basjuni)
33. Cepu (K Mashud dan A Sj Usman)

Dari nama-nama kiai tersebut, ada yang populer di kalangan masyarakat pada tingkat nasional. Adapula yang hanya dikenal di tingkat daerah setempat. Namun, ada juga yang mungkin namanya kini telah terlupakan. Tugas kita untuk melacaknya kembali. Lahumul fatihah.

Penulis: Ajie Najmuddin
 


Fragmen Terbaru