• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 28 Maret 2024

Fragmen

1 Januari 630 Masehi Sejarah Hari Peristiwa 'Fathu Makkah'

1 Januari 630 Masehi Sejarah Hari Peristiwa 'Fathu Makkah'
Kondisi ka'bah zaman dulu (Foto: Risalah Tour)
Kondisi ka'bah zaman dulu (Foto: Risalah Tour)

Pengantar redaksi
Tahun baru masehi yang jatuh pada tanggal 1 Januari selalu diidentikkan dengan pergantian tahun. Ternyata 1 Januari tahun 630 Masehi terdapat peristiwa besar di Tanah Suci Makkah, yakni Rasulullah Saw beserta pasukannya memasuki Kota Makkah, kota kehairannya. Dikutip dari sarinyala.id berikkut kisah lengkapnya.
 

Tanggal 1 Januari memang tiada kaitan secara khusus dengan penanggalan Islam. Akan tetapi, setidaknya pada tanggal tersebut ada sebuah peristiwa sejarah terhebat umat Islam yakni 1393 tahun yang lalu, yakni peristiwa 'Fathu Makkah'.


14 abad yang lampau, yakni tanggal 1 Januari 630 M atau tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan 8 Hijriah adalah hari yang istimewa dalam sejarah Islam. Pada hari itulah tercatat sebagai hari pertama Fathu Makkah. Di mana Nabi Muhammad Saw beserta 10.000 pasukan muslim bergerak dari Madinah menuju Makkah, sebelum masuk tanggal 2 Januari 630 M.


Rasulullah Saw menyiapkan 10.000 pasukan untuk menaklukkan Kota Makkah. Mereka berangkat dari Madinah pada 10 Ramadhan 8 H. Rasulullah Saw membagi pasukan menjadi 4 divisi yang dipimpin oleh para sahabat utama, yaitu Zubair bin Awwam RA (wafat 656 M, Basrah, Irak), Sa’ad bin Ubadah Bin Dulaim RA (wafat 635 M, El Shykh sa´ad, Suriah), Abu Sulaiman Khalid bin Walid Al-Mughirah Al-Makhzumi RA (wafat 642 M, Homs, Suriah), dan Abu Ubaidah Amir bin Abdullah bin Al-Jarrah RA (wafat 639 M, Jordan Valley, Yordania). Keempat divisi itu memasuki Makkah dari 4 penjuru arah yg berbeda.


Makkah ditaklukkan nyaris tanpa pertumpahan darah pada 20 Ramadhan 8 H atau bertepatan 1 Januari 630 M. Rasulullah Saw membersihkan tak kurang 360 berhala yang berserakan di dalam maupun luar Ka'bah, serta menghapus gambar-gambar di dalamnya. Kemudian Nabi memasuki Kota Makkah dengan tetap menundukkan kepala sambil membaca firman Allah Subhanahu wa taala:


إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا


Sesungguhnya kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. (QS Al-Fath : 1)


Rasulullah mengumumkan kepada penduduk Makkah, “Siapa yang masuk masjid, maka dia aman, siapa yg masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yg masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.” Nabi terus berjalan, hingga sampai di Masjidil Haram kemudian thawaf dengan menunggang onta sambil membawa busur yang digunakan untuk menggulingkan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah yang dilewati. Saat itu, Nabi membaca firman Allah:


جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا


Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS Al-Isra : 81)


جَاءَ الْحَقُّ وَمَا يُبْدِئُ الْبَاطِلُ وَمَا يُعِيدُ


Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi. (QS Saba : 49)


Nabi perintahkan untuk menghapus semua gambar yang ada di dalam Ka’bah. Kemudian Nabi shalat 2 raka'at. Seusai shalat kemudian mengitari dinding bagian dalam Ka’bah dan bertakbir di bagian pojok-pojok Ka’bah. Sementara orang-orang Quraisy berkerumun di dalam masjid, menunggu keputusan Rasulullah.


Dengan memegangi pinggiran pintu Ka’bah, Nabi bersabda:


“لا إِله إِلاَّ الله وحدَّه لا شريكَ له، لَهُ المُلْكُ وله الحمدُ وهو على كَلِّ شَيْءٍ قديرٌ، صَدَقَ وَعْدَه ونَصرَ عَبْدَه وهَزمَ الأحزابَ وحْدَه


Wahai orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah.


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ


Wahai orang Quraisy, apa yg kalian bayangankan tentang apa yg akan aku lakukan terhadap kalian? Merekapun menjawab, yang baik-baik, sebagai saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia. 


Nabi bersabda : Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya, ‘Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!”


Pada hari kedua, Nabi berkhutbah di hadapan manusia. Setelah membaca tahmid Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan Makkah. Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah dan mematahkan batang pohon di sana. Jika ada orang yg beralasan dengan perang yang dilakukan Nabi, maka jawablah: “Sesungguhnya Allah mengizinkan Rasul-Nya dan tidak mengizinkan kalian. Allah hanya mengizinkan untukku beberapa saat di siang hari. Hari ini Keharaman Makkah telah kembali, sebagaimana keharamannya sebelumnya. Maka, hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.”


Nabi diizinkan Allah untuk berperang di Makkah hanya pada hari penaklukan Kota Makkah, dari sejak terbit matahari hingga ashar. Nabi tinggal di Makkah selama sembilan hari dengan selalu mengqashar shalat dan tidak berpuasa Ramadhan di sisa hari bulan Ramadhan. Demikianlah kemenangan yang sangat nyata bagi kaum muslimin. Telah sempurna pertolongan Allah. Suku-suku arab berbondong-bondong masuk Islam. Demikian karunia besar yang Allah berikan.


Sejak saat itulah, Makkah menjadi negeri Islam, sehingga tidak ada lagi hijrah dari Makkah menuju Madinah. Penaklukan kota Makkah (Fathu Makkah) dilakukan dengan jalan damai tercatat sepanjang sejarah yang tak akan bisa ditandingi dengan penaklukan kota-kota lain di dunia sampai kapanpun.


Ini berarti bisa dikatakan bahwa setiap tanggal 1 Januari tahun masehi merupakan hari kasih sayang atau perdamaian dalam sejarah Islam yakni terjadinya peristiwa Fathu Makkah. Peristiwa Fathu Makkah ialah peristiwa Revolusi Damai. Peristiwa itu mengajarkan kita untuk bertindak saat janji dikhianati demi izzul Islam wal muslimin. Begitu juga dalam meraih kemenangan, harus dengan damai, tanpa kekerasan, serta menampilkan Islam yang lembut tapi tegas. Wallahu a'lam bis shawab


Ahmad Zaini Alawi Khodim, Jamaah Sarinyala Kabupaten Gresik


Fragmen Terbaru