Mulai dari Iuran, PMII Galangsewu Semarang Wujudkan Sahabat Berbagi
Semarang, NU Online Jateng
Dzikir, Fikir, dan Amal Shaleh bukan sebatas jargon yang habis dalam kajian analisis sosial. Lebih dari itu gerakan tersebut harus dijiwai dengan cara diimplementasikan sesuai dengan hasil kajian yang sesuai kondisi faktual.
Hal inilah yang dilakukan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Galangsewu di masa pandemi Covid-19. Organisasi mahasiswa yang meneguhkan gerakan Nahdlatul Ulama (NU) di Politeknik Negeri Semarang (Polines) Kecamatan Tembalang, Kota Semarang ini mewujudkannya dengan 'Sahabat Berbagi'.
"Sahabat Berbagi ini merupakan agenda rutin untuk beramal shaleh berupa sedekah tiap hari Jumat, ini dilakukan sejak November 2020," kata Ketua Pengurus Komisariat PMII Galangsewu, Alex Rahman kepada NU Online Jateng, Sabtu (6/2).
Alex mengaku prihatin dengan pandemi yang tak berkesudahan. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerapkan gerakan Jateng di Rumah Saja selama dua hari saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jilid dua. Praktis, perekonomian masyarakat dirasa kembali terhambat.
"Masyarakat masih banyak yang belum bisa memanfaatkan canggihnya perkembangan teknologi digital, bahkan ojek online yang berbasis teknologi juga ikut terdampak," ujarnya.
Untuk itu, para pegiat organisasi mahasiswa pergerakan Galangsewu melakukan open donasi sejak November 2020. "Yang kita bagi memang tidak banyak, hanya kisaran 30 bungkus sekali aksi. Sahabat Berbagi kita mulai dari iuran," ungkapnya.
Sementara, Koordinator Lapangan Sahabat Berbagi, Fathul Cholbi mengatakan target pembagian nasi bungkus dikhususkan kepada pemulung, pengemis, pedagang asongan yang ada di daerah Banyumanik dan Tembalang.
"Sahabat Berbagi ini sebagai ladang penyaluran amal kepada masyarakat yang kurang mampu dan juga mewujudkan jiwa peka dari kader PMII dan semangat fastabiqul khairat," katanya.
Selain itu, dirinya juga berharap, kegiatan tersebut bisa meringankan beban masyarakat, meski tak seberapa, yakni sebatas nasi bungkus. Sebab, esensi lain aksi sosial tersebut membiasakan kader untuk peka terhadap realitas sosial.
"Harapannya bersama kegiatan rutin ini bisa terus berjalan, membawa manfaat bagi sesama, dan bisa menumbuhkan sikap peduli yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan dan keberkahan hidup," pungkasnya.
Kontributor: Nisrina Nibras
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat
