Jelang Halaqah 2025, HIMAM Hadirkan Ajang Musabaqah Ilmiah Regional
Senin, 25 Agustus 2025 | 16:00 WIB
Pati, NU Online Jateng
Menjelang penyelenggaraan Halaqah 2025, Himpunan Santri Ma’had Aly Maslakul Huda (Himam) Kajen, Pati, menggelar Musabaqah Ilmiah tingkat regional yang diikuti oleh perwakilan 25 Ma’had Aly se-Jawa Tengah dan DIY. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi ilmiah, melainkan juga media penguatan tradisi intelektual pesantren sebagaimana diwariskan almaghfurlah KH MA Sahal Mahfudh.
Adapun cabang yang dilombakan meliputi Musabaqah Esai atau Penulisan Artikel Ilmiah (kategori putri), Musabaqah Qiraat al-Kutub/MQK (kategori putra-putri), serta Musabaqah Tafsir al-Qur’an/MTQ (kategori putra). Seluruh cabang lomba dirancang untuk menguji sekaligus menumbuhkan kecakapan akademik santri, baik dalam menulis, memahami literatur klasik, maupun menafsirkan Al-Qur’an.
Mekanisme pelaksanaan dimulai dengan pendaftaran peserta secara daring pada 25 Juli–9 Agustus 2025. Selanjutnya, tahap penyisihan berlangsung 10–15 Agustus, dengan pengumuman finalis pada 25 Agustus. Para peserta terbaik akan bertemu di babak final yang akan diselenggarakan secara langsung pada puncak acara Halaqah, 11 September 2025 di Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati.
Ketua Panitia, Muhammad Muhyiddin, menjelaskan bahwa penyelenggaraan Musabaqah Ilmiah ini merupakan langkah awal Himam dalam menghidupkan kembali khazanah keilmuan pesantren yang digelorakan oleh KH MA Sahal Mahfudh.
“Langkah awal kita (Himam) ini tentu tidak mudah, sebab mengaktualisasikan warisan intelektual beliau menuntut kesungguhan, kesabaran, dan komitmen untuk terus merawat dialektika antara turats dan tantangan kontemporer,” ujarnya.
Lebih lanjut, Muhyiddin menyebutkan bahwa ajang ini memiliki dua tujuan pokok. Pertama, merevitalisasi semangat ijtihad santri Ma’had Aly sebagai agen intelektual yang diharapkan mampu memberikan tawaran solusi atas problematika umat.
Baca Juga
Kiai Sahal Mahfudh Ulama Pemimpin Umat
Kedua, melestarikan khazanah keilmuan klasik (turats) agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman, sebagaimana yang telah diteladankan Kiai Sahal.
“Santri harus meneladani etos ijtihad para ulama terdahulu, tetapi sekaligus adaptif menghadapi dinamika masyarakat modern,” imbuhnya.
Sejak didirikan pada 8 Februari 2017, Himam berdiri sebagai organisasi santri independen yang berorientasi pada pembentukan jiwa kepemimpinan dan kemampuan organisatoris. Lebih dari sekadar perkumpulan, Himam diarahkan menjadi ruang pembinaan kader ulama, sarana pengembangan intelektual, serta media artikulasi aspirasi santri.
Kiprah Himam selama ini konsisten mengawal cita-cita besar pesantren untuk melahirkan generasi yang berilmu, berakhlak, sekaligus visioner.
Melalui Musabaqah Ilmiah Regional ini, Himam berharap santri dapat memperdalam sekaligus menguasai khazanah keilmuan Islam. Tidak berhenti di situ, santri juga dituntut memiliki kemampuan adaptif agar bisa merespons perkembangan zaman dengan gagasan yang membumi dan solutif. Pada akhirnya, kontribusi santri diharapkan mampu menghadirkan pencerahan bagi peradaban, kemajuan umat, serta pembangunan bangsa.
Terpopuler
1
Refleksi Kemerdekaan ke-80, IKA PMII Jateng Luncurkan Buku Masterpiece Perlawanan Ulama Jawa Tengah Melawan Penjajah
2
MI NU 18 Weleri Kendal Meriahkan Karnaval Kecamatan, Ribuan Warga Antusias Menyaksikan
3
Khutbah Jumat: Menutup Safar, Menyambut Rabiul Awal dengan Muhasabah dan Cinta Rasulullah
4
Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
5
Job Fair HUT ke-80 Jateng Buka 6.800 Lowongan Kerja
6
Puluhan Warga Tayu Pati Kirim Surat untuk KPK Lewat Kantor Pos
Terkini
Lihat Semua