• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 22 Mei 2024

Dinamika

Masjid Darul Ulum Semarang, Tradisikan Jamaah Ikut Jaga Kebersihan Masjid

Masjid Darul Ulum Semarang, Tradisikan Jamaah Ikut Jaga Kebersihan Masjid
Warga sekitar tampak membersihkan teras Masjid Darul Ulum Bojongsalaman, Semarang Barat. (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)
Warga sekitar tampak membersihkan teras Masjid Darul Ulum Bojongsalaman, Semarang Barat. (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)

Semarang, NU Online Jateng
Dewasa ini, pengelolaan masjid didorong dengan kegiatan administrasi yang akuntabel, dan profesional. Meski demikian, kekuatan masjid harus didorong oleh kepedulian tradisi jamaah dalam merawat kebersihan dan amaliah. Dengan demikian, segala keperluan rutin masjid tidak harus merogoh kas yang berasal dari kotak amal masjid.

 

Hal ini seperti yang dilakukan oleh Masjid Darul Ulum yang berlokasi di​ Jalan Pamularsih Barat RT 002 RW 009, Bojongsalaman, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurut penuturan Ketua Takmir Masjid Satimin Suwarto​​, pihaknya telah pelaporan anggaran masjid secara rutin sehingga bisa diketahui oleh masyarakat secara transparan.

 

"Laporan dibuat sesuai aturan administrasi. Tapi tidak semua kegiatan rutin dikelola dengan anggaran masjid," ungkapnya kepada NU Online Jateng, Senin (23/11).

 

Kebersihan masjid, lanjutnya dapat dijaga tanpa harus membayar tenaga kebersihan. Sebab, ada jamaah yang bisa bergantian mengepel maupun menyapu masjid dan jalan area depan masjid.

 

"Termasuk kegiatan pengajian juga jarang menggunakan uang hasil kotak masjid. Ini biasanya ada donaturnya, ada yang memberi uang, ada juga makanan. Semua nyengkuyung bareng," terangnya.

 

Ia melanjutkan, untuk menjaga amaliah jamaah dari paham yang berlawanan dari ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), ada beberapa kegiatan rutin yang diisi oleh dai yang berhaluan Aswaja seperti Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Semarang Barat, KH Muhammad Yasin mengisi fiqih setiap Sabtu malam, Ustadz Ahmad Mundzir AH, Ustadz Habibur Rofiq AH, dan Selapanan bersama Habib Hasan Al-Jufri atau badal penggantinya.

 

Dijelaskan, peran para santri sejak pertama berdiri sebagai mushala. Setelah adanya perkembangan jamaah diputuskan menjadi masjid. Di antaranya ada almarhum KH Muhammad Sholechan Achmad dan almarhum Ustadz Sugito Muchlisin santri Pesantren Futuhiyyah Mranggen, almarhum KH Rochmad Sodri AH, dan Ustadz Choirul Huda AH. Keduanya santri dari Pesantren Mathali'ul Falah Kajen dan Tahfidzul Qur'an Kauman Semarang, dan sebagainya.

 

"Itu dulu yang mengatur Mbah Yai Iskandar. Pengajar dan imam diambil dari keluarga dan jaringan pesantren," ungkapnya.

 

Pengurus Takmir Masjid bagian program Padiyo menambahkan, untuk kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan pengajian rutin jamaah digelar secara gotong-royong.

 

"Alhamdulillah dari jajaran pengurus yang mampu bersedia gotong-royong untuk menghidupkan kegiatan. Pembangunan lantai dua yang lama berhenti juga ditanggung sepenuhnya oleh salah satu warga RW sini (RW 009, -red) yang merupakan putra dari almarhum H Iman Soeparto Tjokroyudho, mantan Wali Kota Semarang," ungkapnya.

 

Ada juga berkah Jumat, lanjutnya yakni pengelolaan uang sedekah khusus untuk membagi makan siang seusai Shalat Jumat. Uang dari donatur tidak langsung habis, melainkan dikelola sehingga bisa memberikan puluhan paket sembako bagi para imam dan warga sekitar.

 

Penulis : Ahmad Rifqi Hidayat
Editor : Ahmad Hanan


Dinamika Terbaru