Tokoh

Gus Arwani Thomafi Ceritakan Dedikasi KH Thoyfoer Lasem untuk NU

Senin, 2 Juni 2025 | 10:45 WIB

Gus Arwani Thomafi Ceritakan Dedikasi KH Thoyfoer Lasem untuk NU

KH Ahmad Thoyfoer bin Maftuhin dan Nyai Hj Muhimmah binti Fathurrahman. (Foto: Facebook Gus Arwani Thomafi)

Rembang, NU Online Jateng 

Sosok almaghfurlah KH Ahmad Thoyfoer bin Maftuhin dikenal luas sebagai kiai yang penuh keteladanan dalam mengabdi kepada Nahdlatul Ulama (NU), khususnya di kawasan Lasem, Kabupaten Rembang.

 

Kiai Thoyfoer merupakan pendiri Pesantren Al-Hamidiyyah Lasem, yang terletak tak jauh dari jalur pantura. Selain membina santri, beliau juga memberikan contoh konkret dalam menjaga marwah jamiyah Nahdlatul Ulama melalui sikap dan kebijakan yang penuh prinsip.

 

Hal itu disampaikan oleh salah satu putranya, Gus M Arwani Thomafi atau yang akrab disapa Gus Aang, dalam sambutannya pada Haul Akbar KH M Luthfi Thomafi di Lasem, Ahad (1/6/2025). Gus Luthfi sendiri merupakan adik dari Gus Aang.

 

Gus Aang mengisahkan bahwa saat dirinya dan saudara-saudaranya, termasuk Gus Luthfi, ingin mendirikan lembaga pendidikan formal, Kiai Thoyfoer sempat tidak mengizinkan.

 

“Waktu itu, Gus Luthfi baru pulang dari Al-Azhar Kairo dan bersemangat ingin mendirikan sekolah, yakni SMK Avicenna. Namun abah belum mengizinkan. Bahkan saya sendiri juga bertanya-tanya, mengapa tidak boleh mendirikan sekolah, padahal niatnya baik,” ujar Gus Aang.

 

Ternyata, lanjutnya, Kiai Thoyfoer memiliki alasan yang sangat mendalam meski tampak sederhana. “Saat itu saya masih menjabat sebagai Ketua LP Ma’arif NU Cabang Lasem. Maka menurut abah, tidak pantas kalau saya, yang membawahi lembaga-lembaga pendidikan NU, justru mendirikan sekolah sendiri. Itu bisa menimbulkan konflik kepentingan,” jelasnya.

 

Dedikasi Kiai Thoyfoer terhadap NU juga tampak sejak beliau menjadi Ketua PCNU Lasem. Bahkan, tutur Gus Aang, beliau dengan tegas mengarahkan putra-putrinya untuk bersekolah di lembaga pendidikan milik NU.

 

“Abah tidak memperbolehkan anak-anaknya sekolah di luar. Kami semua harus sekolah di SMP NU Lasem. Saya merasa beruntung menjadi bagian dari sekolah itu, karena ini sekaligus bagian dari prinsip beliau sebagai Ketua PCNU Lasem,” katanya.

 

Menurut Gus Aang, sikap ayahandanya tersebut merupakan wujud nyata komitmen seorang kader NU dalam menjaga etika organisasi dan memperkuat lembaga pendidikan milik Nahdlatul Ulama.

 

“Dedikasi dan keteladanan abah menjadi pelajaran berharga bagi kami, terutama dalam memegang amanah dan menjaga kepercayaan jamiyah,” pungkas Gus Aang.