Ketika Allah menidurkan manusia di malam hari dan membangunkannya di siang hari sesungguhnya yang demikian hanyalah menyempurnakan umurnya dan kebanyakan manusia lengah.
Dikiranya, ketika seseorang di siang hari bangun dari tidur lalu beraktivitas dan di malam harinya istirahat lalu tidur lelap dianggapnya sebagai rutinitas kehidupan, padahal tidak begitu sejatinya. Justru di situlah jatah umurnya semakin berkurang.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-An'am Ayat 60 :
وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰى أَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ؑ
Artinya :
Dialah yang menidurkankan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS Al-An'am 60)
Dengan berputarnya waktu yang di mana manusia ditidurkan di malam hari dan dibangunkan di siang hari maka habislah umur manusia. Lalu mereka dimatikan dan dihidupkan kembali untuk ditimbang semua amalnya yang pernah mereka kerjakan baik ketika tidur maupun ketika melek (terjaga) dan di situlah manusia baru tahu hakekat hidup di dunia.
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng tahun 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng
