Seakan Ada Sekat di Antara Dua Air yang Berbeda Rasa

Di sore yang cerah berhias angin sepoi-sepoi, tampak sekumpulan anak dengan wajah ceria bermain bola di pantai pasir putih yang seakan terlepas dari beban dan pikiran, namun tiba-tiba bolanya melesat jauh sampai ke muara sungai, lalu salah satu dari mereka berlari mengejarnya.

Ketika salah satu dari mereka mengejar bola dan hendak mengambilnya di tempat pertemuan muara kali dan laut, anak yang satu ini iseng mencicipi air kali dan laut yang bertemu "He!.. airnya beda rasa, yang satunya terasa tawar dan yang satunya terasa asin" teriaknya sambil memanggil teman-temannya.

Semua teman-teman yang dipanggil pun berlarian mendekati tempat bertemunya muara kali dan laut sembari mencicipi dan menyatakan rasa air kali dan air laut yang bertemu tanpa sekat, "iya betul rasa airnya berbeda, kok bisa ya?" teriak anak-anak yang lain yang telah merasakan kedua air yang berbeda itu.

Sungguh, posisi air kali yang lebih tinggi dari permukaan air laut relatif mengalir dan menembus air laut untuk bercampur, namun keduanya pada posisi rasa masing-masing. Itulah kekuasaan Allah yang menjadi ayat Kebesaran-Nya, di situlah seakan kedua air itu ada sekat yang memisahkannya sehingga masing-masing tetap pada rasa yang dimiliki tanpa terpengaruh. Masihkah manusia ingkar akan ayat-ayat-Nya?.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Furqan Ayat 53 :

وَهُوَ الَّذِىۡ مَرَجَ الۡبَحۡرَيۡنِ هٰذَا عَذۡبٌ فُرَاتٌ وَّهٰذَا مِلۡحٌ‌ اُجَاجٌ ۚ وَجَعَلَ بَيۡنَهُمَا بَرۡزَخًا وَّحِجۡرًا مَّحۡجُوۡرًا

Artinya :
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus. (QS Al-Furqan : 53)

KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng tahun 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng