Regional

Kemenag Pati Gelar Pembinaan Dai-Daiyah: Perkuat Dakwah Cerdas di Era Digital

Jumat, 11 Juli 2025 | 14:00 WIB

Kemenag Pati Gelar Pembinaan Dai-Daiyah: Perkuat Dakwah Cerdas di Era Digital

Pembinaan dakwah Dai Daiyah yang digelar Kantor Kemenag Pati di Gedung Islamic Center Masjid Baitunnur. Rabu (9/7)

Pati, NU Online Jateng 

Sebanyak 60 dai dan daiyah dari berbagai unsur keagamaan se-Kabupaten Pati mengikuti kegiatan pembinaan dakwah yang digelar Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati di Gedung Islamic Center Masjid Baitunnur.

 

Peserta terdiri atas para mubaligh dan mubalighah, pembina majelis taklim, serta penyuluh agama Islam. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para dai agar mampu menyampaikan pesan dakwah yang efektif, komunikatif, dan relevan dengan konteks kekinian.

 

Dalam rilisnya diterima NU Online Jateng. Jumat (11/7/2025) disebutkan dua narasumber dihadirkan dalam acara tersebut, yakni Ketua Lembaga Dakwah (LD) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati Ilham Suprianto dan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pati Ahmad Nadhif Abdul Munif. Keduanya membawakan materi bertema “Teori Retorika Dakwah” dan “Dakwah di Era Digital dan Disinformasi.”

 

Ilham menekankan bahwa isi ceramah yang baik harus dibarengi kemampuan komunikasi yang kuat. 

 

Ia menyebutkan lima kunci komunikasi dakwah, yakni penguasaan kosa kata, kecepatan bicara, intonasi suara, sisipan humor, dan ketepatan waktu penyampaian.

 

“Ceramah itu ada rahasianya,” ujar Ilham. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan suara dengan manajemen istirahat yang tepat.

 

Sementara itu, Ahmad Nadhif menyoroti pentingnya literasi digital bagi para dai. 

 

“Era digital ini seperti pedang bermata dua. Bisa sangat memudahkan dakwah, namun bisa membahayakan jika tidak bijak menggunakannya,” jelasnya.

 

Kegiatan yang diselenggarakan pada Rabu (9/7) dibuka oleh Kepala Subbagian Tata Usaha Kemenag Pati, Abdul Khamid. Ia mengingatkan bahwa tantangan dakwah saat ini tak hanya pada konten, namun juga bagaimana membangun mental umat agar lebih fokus pada esensi, bukan hanya tampilan.

 

“Kita harus mendidik masyarakat agar datang ke pengajian bukan karena viral atau lucu, tetapi karena kesadaran untuk memperbaiki diri dan lingkungan,” tegasnya.

 

Dengan pembinaan ini, Kemenag berharap lahir para dai dan daiyah yang tak hanya fasih menyampaikan dakwah, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, menjaga akhlak dakwah, serta membawa pesan Islam yang damai dan mencerdaskan.