Menjawab Tantangan Pendidikan: Membangun Generasi Muda NU Rembang
Ahad, 13 Juli 2025 | 18:00 WIB

raining of Trainer (TOT) dan Diklat Pembina Komisariat pada Sabtu (5/7/2025) di Asrama MA YSPIS Gandrirojo, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang
Muhammad Miftahul Khoir
Kontributor
Rembang, NU Online Jateng
Tantangan besar dihadapi dunia pendidikan dan kaderisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Rembang. Data terbaru menunjukkan masih banyak generasi muda yang belum siap secara religius dan moral, sehingga menjadi perhatian serius bagi para pembina dan pengurus NU di daerah ini.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Rembang, KH Mukhtar Nurhalim, dalam sambutannya saat pembukaan Training of Trainer (TOT) dan Diklat Pembina Komisariat pada Sabtu (5/7/2025) di Asrama MA YSPIS Gandrirojo, Kecamatan Sedan, mengungkapkan hasil survei tahun 2024 yang menunjukkan bahwa 96,4% warga Rembang mengidentifikasi diri sebagai warga NU. Namun, tantangan utama menurutnya terletak pada kualitas pemahaman dan pengamalan agama di kalangan generasi muda.
“Laporan dari BP Darbang menyebutkan, setelah lulus SMA, SMK, MA, lebih dari 70% lulusan di Rembang hanya ingin bekerja. Mereka belum memiliki waktu untuk berkembang dan memperdalam ilmu agama,” ungkapnya.
Lebih memprihatinkan lagi, lanjutnya, survei internal di salah satu madrasah menunjukkan bahwa 95% siswa belum benar dalam praktik wudhu, dan 100% siswi kelas 10 dan 11 belum sah dalam praktik mandi wajib. Bahkan dari 700 siswa Madrasah Aliyah, terdapat 112 siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an.
“Kami setiap hari menyiapkan 20 menit dengan 20 guru untuk belajar sorogan membaca Al-Qur’an. Ini menjadi tugas besar kita bersama,” kata KH Mukhtar.
Ia juga menyoroti wacana penerapan sistem sekolah lima hari yang dinilai berpotensi mengurangi waktu pembelajaran agama di sore hari, yang selama ini menjadi andalan madrasah diniyah.
“Jika sekolah hanya lima hari, Sabtu dan Ahad digunakan untuk kegiatan luar sekolah, tanpa tambahan ilmu agama. Ini harus kita tolak,” tegasnya.
Mukhtar turut menyoroti fenomena wisuda TPQ yang dinilai masih bersifat seremonial. Menurutnya, tidak sedikit anak-anak yang telah diwisuda tetapi belum benar-benar bisa membaca Al-Qur’an.
“Orang tua merasa cukup setelah anak diwisuda, padahal kemampuan membaca Al-Qur’an belum tuntas. Ini menjadi PR besar bagi TPQ dan madrasah,” jelasnya.
Menjawab berbagai tantangan tersebut, PCNU Rembang bersama LP Ma’arif NU dan IPNU-IPPNU terus mendorong penguatan program pendidikan agama, pelatihan kader, serta membangun sinergi dengan masyarakat. Program kemah bersama, pendampingan masyarakat, dan pelatihan keagamaan menjadi agenda rutin yang diharapkan mampu mencetak generasi muda NU yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual.
Kiai Mukhtar mengajak seluruh elemen NU, mulai dari pembina, guru, hingga orang tua, untuk bersama-sama mengawal pendidikan agama anak-anak.
“Tanggung jawab dunia akhirat ada di pundak kita. Mari kawal anak-anak kita agar menjadi generasi yang siap memimpin masa depan NU dan bangsa,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Sebelum Lembar Muharram Ditutup
2
Rais Syuriyah PWNU Jateng Kunjungi Warga Terdampak Rob di Timbulsloko Demak
3
Majlis Taklim Nur Janah Brebes Tanamkan Kebiasaan Ibadah dan Baca Tulis Arab Sejak Dini
4
Kemenag Pati Gelar Pembinaan Dai-Daiyah: Perkuat Dakwah Cerdas di Era Digital
5
Jawa Tengah Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2026, Menag Dorong Inovasi dan Dampak Nyata ke Masyarakat
6
Tangis Haru Orangtua Lepas Anaknya di Pesantren, Gus Yusuf Chudlori: Saat Rindu, Bacakan Surat Al-Qur'an Ini untuk Anak
Terkini
Lihat Semua