Puasa Ajarkan Kejujuran

Terkadang, berbohong dianggap sesuatu yang biasa dan dirasa ringan untuk dilakukan, bahkan ada yang berseloroh 'pergaulan tidak tampak indah kalau tidak dibumbui dengan kebohongan'.

Pernyataan tersebut sangatlah bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial (etika). Apapun bentuk kebohongan dan ketidakjujuran adalah perbuatan dosa.

Hadits nabi :
 

عن أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ ثلاثا: الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ، فَقَالَ: أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ. فَمَا زَالَ يَقُولُهَا حَتَّى قُلْتُ: لَا يَسْكُتُ

Artinya :
Dari Abu Bakrah radliallahu anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang termasuk dari dosa besar? Kami menjawab; “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau mengulanginya tiga kali seraya bersabda: “Menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua.”  ketika itu beliau tengah bersandar, kemudian duduk lalu melanjutkan sabdanya: “Perkataan dusta dan kesaksian palsu, perkataan dusta dan kesaksian palsu.” Beliau terus saja mengulanginya hingga saya mengira (khawatir) beliau tidak akan diam.” (HR Bukhari)

Sungguh puasa telah mengajarkan orang untuk berlaku jujur. Orang yang berpuasa akan tetap dalam kejujurannya dan mempertahankan puasanya baik dilihat atau tidak dilihat oleh orang lain. Orang berpuasa tetap dalam kejujurannya dan tidak akan tergiur untuk makan atau minun jikalau belum saatnya maghrib kendati hari sudah terlihat gelap.

Penulis: HA Niam Syukri Masruri