• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 19 Mei 2024

Taushiyah

Ketika Puasa Rajab Diperdebatkan

Ketika Puasa Rajab Diperdebatkan
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Ketika orang-orang sibuk membicarakan pahala puasa sunnah di Bulan Rajab, sepertinya tidak akan ada selesainya. Ada yang beradu argumentasi dengan nada datar dan ada pula yang berargumentasi dengan nada tinggi, namun ujung-ujungnya tetap saja ada yang melaksanakan puasa di Bulan Rajab dan ada pula yang tidak melaksanakan.


Terlepas dari pro dan kontra, yang pasti beramal saleh (berbuat kebajikan) di Bulan Raojab adalah ibadah yang pahalanya akan dilipatkan. Begitu juga sebaliknya, tiap laku maksiat akan dilipatkan dosanya, itulah keagungan Bulan Rajab yang dimuliakan (bulan haram)


Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 36 :
 

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوۡرِ عِنۡدَ اللّٰهِ اثۡنَا عَشَرَ شَهۡرًا فِىۡ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوۡمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ مِنۡهَاۤ اَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ‌ ؕ ذٰ لِكَ الدِّيۡنُ الۡقَيِّمُ ۙ فَلَا تَظۡلِمُوۡا فِيۡهِنَّ اَنۡفُسَكُمۡ‌ ؕ


Artinya :
Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu. (QS At-Taubah : 36)


Empat bulan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Bulan Zulqa'dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab. Siapapun orangnya yang bertemu dengan bulan itu hendaklah memuliakannya dengan beramal saleh dan memperbanyak  kebajikan.



KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng tahun 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng 
 


Taushiyah Terbaru