Taushiyah

Ketika Jaran Kepang Jadi Tontonan

Selasa, 5 Januari 2021 | 17:00 WIB

Ketika Jaran Kepang Jadi Tontonan

Foto: Ilustrasi (jatengprov.go.id)

 

Kasihan benar jaran kepang itu, ketika musik ditabuh bartalu-talu dengan senggakan yang terlontar dari mulut waranggana, jaran kepang itu menari sambil jingkrak-jingkrak, dan ketika para penonton bersorak sorai sambil bertepuk tangan, jaran kepang itu semakin kesurupan lupa daratan.

 

Tapi sayang, ketika permainan telah usai dan penonton satu persatu meninggalkan arena pertunjukan, kini jaran kepang disandarkan di dinding (disèdèkno nggedèk - bahasa jawa) tanpa lagi diperhatikan dan di elu-elukan, sedangkan penunggang jaran kepang yang memainkan peran menikmati keuntungan dari hasil pertunjukan. Masyaallah, begitulah nasib si jaran kepang.

 

Hanya orang-orang tak berilmu dan orang-orang yang mengedepankan emosinya yang gampang dibodohi dan dipermainkan bak jaran kepang yang pada saatnya akan disandarkan tanpa diperhatikan. Sungguh tidak akan sama keberadaan orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu.

 

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar Ayat 9:

 

    قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ

 

Artinya :
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS Az-Zumar : 9)

 


KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng