• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Taushiyah

Gigitan Ular di kaki Abu Bakar Bukan untuk Mencederai

Gigitan Ular di kaki Abu Bakar Bukan untuk Mencederai
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Gigitan ular berbisa pada kaki Abu Bakar bukan untuk melukai atau mencederai, akan tetapi reflek seekor ular berbisa yang matanya terhalang ingin melihat wajah Rasulullah saw dengan penuh kecintaan.

   
Meski gigitan ular itu bukan untuk mencederai, akan tetapi bisa yang dikeluarkan oleh ular melalui gigitannya bereaksi dan membuat Abu Bakar sangat berat menahan rasa sakit.

   
Ketika Rasulullah saw terlelap tidur di pangkuan Abu Bakar, sedangkan Abu Bakar sudah tidak kuat menahan sakit gegara bisa ular telah menjalar ke seluruh tubuhnya, namun Abu Bakar tetap menahan rasa sakitnya agar Rasulullah saw tidak terbangun dari tidurnya.

   
Ketika reaksi bisa ular sudah mulai naik ke tubuh Abu Bakar, tidak terasa air mata Abu Bakar menetes mengenai tubuh Rasulullah saw dan sekejap Rasulullah terbangun dari tidurnya seraya betanya "apakah engkau sudah tidak kuat bersamaku?", bukan begitu ya Rasulallah, tapi gigitan ular telah membuat kakiku bengkak dan tubuhku serasa sakit, jawab Abu Bakar.

   
Rasulullah saw lalu meludahi kaki Abu Bakar yang digit ular sambil melafalkan doa, dan seketika itu pula kakinya yang membengkak menjadi kempes dan rasa sakitnyapun hilang.

   
Sungguh begitu berat perjuangan Abu Bakar Ra saat mendampingi Rasulullah saw untuk berhijrah, tapi yang demikian tidak dirasa karena hanya semata mengharap ridla dari Allah SWT dan rasa cintanya kepda Rasulullah saw.


Hadits nabi:


فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.


Artinya:  
Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (HR Bukhari)


Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri


Taushiyah Terbaru