Taushiyah

Gelang Emas di Sela-sela Sohifah Al-Qur’an 

Sabtu, 23 Januari 2021 | 17:00 WIB

Tuan rumah ini entah sengaja meletakkan gelang emasnya di pojok ruangan tempat anaknya belajar privat ilmu agama yang hanya sekedar untuk menguji kejujuran guru privatnya atau memang benar-benar lupa menaruh. Yang jelas setelah guru privat pulang, tuan rumah ini merasa kehilangan gelang emas dan tentu pikirannya langsung mengarah kepada guru privat yang baru saja meninggalkan rumah secara tergesa-gesa. 

 

Hari kamis berikutnya, ketika guru privat datang untuk mengajar ilmu agama, langsung dicerca dengan berbagai pertanyaan seputar gelang emas yang hilang. Dengan wajah yang santun penuh pancaran akhlak mulia, sang guru privat ini menjelaskan dengan mengabaikan perasaan tersinggung.

 

"Tempo hari saya melihat ada gelang emas yang tergeletak di pojok sana, lalu saya taruh di sela-sela sohifah Al-Qur'an bagus yang ada di rak bufet, tapi karena waktu itu saya tergesa-gesa hendak mengantar ibu saya berobat ke dokter sehingga saya lupa menyampaikan hal tersebut kepada nyonya,”  jelasnya. 

 

Mendengar jawaban yang mengharukan, dengan perasaan cemas bercampur senang,  buru-buru tuan rumah itu membuka Al-Qur'an bagus yang masih tergeletak di rak bufet. Subhanallah! Ternyata gelang emas itu masih terselip di sohifah Al-Qur'an.

 

Dengan perasaan malu, tuan rumah itu meminta maaf seraya berkata "maaf, saya telah berprasangka buruk kepada bapak, dan ternyata gelang emas itu tidak hilang.

 

Sambil menghela nafas, guru privat itu menjelaskan, “nyonya, mengapa gelang emas itu saya selipkan di sohifah Al-Qur’an? Karena saya yakin sepulang saya dari sini tentu nyonya akan mengambil Al-Qur’an itu untuk dibaca, tapi ternyata sudah satu minggu Al-Qur’an itu tidak tersentuh untuk dibaca”. Sambil menunduk, tuan rumah itu merasa dipermalukan oleh dirinya sendiri. 

 

Bacalah Al Qur’an! jadikanlah ia sebagai cahaya petunjuk sebagaimana yang terkandung dalam doa yang selalu dibaca ketika hendak memulai atau mengakhiri:

 

 أَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لِي إِمَاماً, وَنُوْراً, وَهُدًى وَرَحْمَةً, أَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ, وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ, وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آناَءَ اللَّيْلِ, وَأَطْرَفَ النَّهَارِ , وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

 

Artinya :
Ya Allah rahmatilah kami dengan Al-Qur’an. Jadikan ia imam kami, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Ya Allah ingatkanlah kami apa yang kami lupa dan ajarkan bagi kami apa yang kami jahil. Karuniakanlah kepada kami untuk dapat membacanya sepanjang malamnya dan sepanjang siangnya. Jadikanlah ia perisai kami. Wahai Tuhan sekalian alam.

 


KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng