Bimbingan Remaja di SMK NU 1 Kramat Tegal: Kenali Diri, Jauhi Kenakalan, Raih Masa Depan Cerah

Tegal, NU Online Jateng  

Sebanyak 250 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nahdlatul Ulama (NU) 1 Kramat, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, mengikuti kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) di aula sekolah pada Selasa (25/2/2025). Kegiatan ini menghadirkan penyuluh agama Islam dari KUA Kecamatan Kramat yang memberikan materi tentang pengenalan diri, pencegahan kenakalan remaja, serta bahaya pernikahan dini.

Kepala SMK NU 1 Kramat, Umi Sa’anah, mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini sebagai upaya membekali siswa dengan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan remaja. 

“Kami sangat mendukung acara ini karena remaja perlu memahami diri mereka sendiri dan menghindari hal-hal negatif yang bisa menghambat masa depan mereka,” ujarnya.

Sebagai pemateri, hadir Ustadz Ahdi Fahrudin, Apri Kartikasari, M Irfan, Muksin Abdillah, dan Muflikhatun. Mereka menyampaikan materi dengan pendekatan yang santai tetapi penuh makna. Para siswa diajak memahami jati diri, menjauhi pergaulan bebas, serta berpikir matang sebelum mengambil keputusan besar seperti pernikahan dini.

Dalam pemaparannya, Ustadz Ahdi Fahrudin menekankan pentingnya memiliki prinsip hidup yang kuat. “Remaja harus punya pegangan hidup. Jika tidak, mereka akan mudah terpengaruh oleh pergaulan yang salah,” tuturnya.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan para remaja semakin sadar akan potensi diri mereka dan mampu menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat merugikan masa depan. “Kenali dirimu, jauhi kenakalan, dan raih masa depan cerah!” pungkasnya.

Sementara itu, M Irfan mengingatkan tentang dampak buruk pernikahan dini. “Banyak yang berpikir menikah muda itu romantis, padahal tanpa kesiapan mental dan finansial, justru bisa menimbulkan banyak masalah,” jelasnya.

Kepala KUA Kecamatan Kramat, H Muzammil, turut memberikan pesan inspiratif kepada para peserta. Ia mengingatkan bahwa masa muda adalah waktu untuk membangun karakter dan merencanakan masa depan. 

“Pendidikan adalah investasi terbaik. Jangan sampai kalian menyesal di kemudian hari karena salah mengambil langkah,” katanya.

Sesi diskusi berjalan interaktif dengan para siswa yang aktif bertanya dan berbagi pengalaman terkait berbagai tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan remaja. Beberapa siswa juga mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait tekanan dari lingkungan sekitar.