Regional

Wakil Rais NU Jateng: Ada 3 Nikmat yang Harus Disyukuri

Jumat, 12 Maret 2021 | 08:00 WIB

Wakil Rais NU Jateng: Ada 3 Nikmat yang Harus Disyukuri

Wakil Rais PWNU Jateng KH Ahmad Hadlor Ihsan. (Foto: NU Online Jateng/Hilman Najib)

Semarang, NU Online Jateng

Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ahmad Hadlor Ihsan menyatakan bahwa ada tiga macam nikmat yang harus disyukuri oleh setiap orang. Pernyataan ini ia sampaikan saat mengisi acara Peringatan Isra' Mi'raj yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim (PPLWH) Semarang pada Kamis (11/3) malam.

 

"Ketiga nikmat itu adalah, nikmatul hissi atau kemampuan dalam mengindra. Kemudian nikmatul aqli atau kemampuan dalam berpikir, dan terakhir adalah nikmatul wahyi atau kemampuan menerima wahyu kebenaran Al-Qur'an," ungkapnya.

 

Ia kemudian memberikan contoh dari masing-masing nikmat tersebut. Dijelaskannya, contoh nikmatul hissi atau indra yang bisa merasakan sakit. Kemudian contoh dari nikmatul aqli atau akal adalah mengenai lagu-lagu shalawatan kreatif, pakaian muslim kreatif, dan bermacam-macam warnanya.

 

"Akal tidak menjamin produk kebenaran dan kebaikan. Mulo ono tembung akal-akalan lan ngakali (makanya ada istilah akal-akalan dan diakali, -red). Ini tidak baik," terang pengasuh Pesantren Al-Ishlah Mangkang Semarang ini.

 

Lebih lanjut, menurutnya terkadang pula antara poin ketiga dan akal sering terjadi tabrakan sebab keterbatasan akal dalam berpikir.

 

"Terkadang pula, poin ketiga di atas bertabrakan dengan akal. Sebab akal memiliki kapasitas berpikir yang terbatas," terangnya.

 

"Sesuatu yang bisa dilogika, belum tentu benar. Termasuk peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad pada dasarnya, akal tidak dapat melogikanya selain daripada mengimaninya," lanjutnya.

 

Kiai Hadlor juga menambahkan bahwa peristiwa Isra' Mi'raj yang hingga sekarang ini dapat dirasakan dampaknya adalah shalat lima waktu.

 

"Sebab, shalat lima waktu merupakan hasil dari perjuangan negosiasi Nabi Muhammad kepada Allah di waktu perjalanan menuju Sidratil Muntaha. Dari yang awalnya 50 waktu, menjadi lima waktu," ujarnya.

 

Di penghujung acara, Kiai Hadlor memberikan pesan kepada seluruh umat Islam khususnya santri-santri PPLWH. "Ra'su kulli ibadatin as-shalat. Jangan sesekali berani meninggalkan shalat, karena shalat merupakan kepalanya ibadah. Apabila shalatnya aman, maka Insyaallah semuanya aman," pungkasnya.

 

 

Kontributor: Hilman Najib

Editor: Ahmad Hanan