Unwahas Siapkan Naskah Akademik Pengusulan KHR Asnawi Kudus sebagai Pahlwan Nasional
Kamis, 1 Februari 2024 | 15:00 WIB
Samsul Huda
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang menyiapkan naskah akademik pengusulan KHR Asnawi, salah satu kiai pendiri Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) yang berasal dari daerah Kudus sebagai pahlawan nasional kepada pemerintah.
Rektor Unwahas Prof KH Mudzakir Ali mengatakan, penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Kiai Asnawi Kudus secara resmi diusulkan oleh Pemkab Kudus kepada pemerintah pusat. Usulan itu didukung oleh sejumlah elemen masyarakat.
"Unwahas juga menyampaikan usul dan rekomendasi, bahkan Bupati Kudus menunjuk Unwahas untuk menyiapkan naskah akademiknya untuk dijadikan salah satu lampiran persyaratan pengusulan itu," kata Prof Mudzakir di Semarang, Kamis (1/2/2024).
Disampaikan, alasan pengusulan agar KHR Asnawi mendapat gelar pahlawan nasional adalah karena kontribusi Kiai Asnawi dalam perjuangan kemerdekaan RI sangat besar. Selain mendukung kemerdekaan RI lanjutnya, almarhum sangat aktif dan sepanjang hidupnya tak pernah berhenti dalam upaya memajukan Islam di Indonesia melalui gerakan keagamaan dan kebangsaan.
Baca Juga
Pesan Terakhir Mbah KHR Asnawi Kudus
"Kiai Asnawi Kudus juga berperan dalam pendirian Jamiyah NU bersama para kiai generasi awal yang membidani kelahiran NU seperti Hadratus Syekh KHM Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, KH Abdul Halim, dan sebagainya," ujarnya.
Saat lanjutnya, Unwahas sedang menginventarisir dokumen dan informasi dari berbagai pihak untuk bahan naskah akademik yang dijadwalkan sebentar lagi selesai.
Wakil rektor III Unwahas Muhammad Nur Cholid menjelaskan, selain mendapat amanat untuk menyiapkan naskah akademik, beberapa dosen Unwahas juga masuk dalam Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan Nasional Kabupaten Kudus yang dibentuk Pj Bupati Kudus HM Hasan Chabibie.
Menurutnya, Kiai Asnawi Kudus selain sebagai tokoh pendiri NU, juga menulis sejumlah kitab tentang fiqih dan tauhid yang saat ini masih dijadikan bahan ajar atau ngaji oleh masyarakat, di antaranya kitab fasholatan, syari'atul Islam Lita'limin Nisa' wal Ghulam, Mu'takod Seket, dan sebagainya.
"Beliau juga menulis syair-syair yang indah, di antaranya shalawat asnawiyah, syi'ir srengenge nyoto, syi'ir sekar melati, syi'ir nasehat, syi'ir kemerdekaan. Tentu masih ada lagi, saat ini kami masih menulusuri dokumen dan artefak lain," pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
Terpopuler
1
Promosi Doktor H M Faojin: Strategi Implementasi Kebijakan PAI di Sekolah Non-Muslim untuk Moderasi Pendidikan Agama di Indonesia
2
Menghidupkan Warisan Ulama Nusantara, Ma’had Aly Amtsilati Gelar Seminar Manuskrip dan Pelatihan Tahqiq Bersama Nahdhatut Turats
3
PAC GP Ansor Margasari Adakan Rapat Kerja Perdana Masa Khidmat 2024-2027
4
Khasiat Doa Akhir Bulan Rajab dan Puasa Menurut KH Achmad Chalwani
5
Program Makan Bergizi Gratis Mulai Berjalan di Pati Meskipun Sempat Terlambat
6
Peringatan Harlah Ke-102 NU, PCNU Banjarnegara Tekankan Kebersamaan demi Harmoni Masyarakat
Terkini
Lihat Semua